Begini Kondisi Lippo Karawaci yang PHK 676 Karyawan

5 Juni 2020 6:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Properti milik Lippo Karawaci. Foto: Dok. lippokarawaci.co.id
zoom-in-whitePerbesar
Properti milik Lippo Karawaci. Foto: Dok. lippokarawaci.co.id
ADVERTISEMENT
Bisnis perusahaan properti publik PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) goyah akibat penyebaran virus corona. Sebagian besar mal dan hotel yang dimiliki dan dikelola perusahaan tutup karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
ADVERTISEMENT
Perusahaan milik keluarga Riady ini pun harus melakukan banyak perubahan terhadap karyawannya, mulai dari pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga potong gaji. Berikut kumparan rangkum kondisi Lippo Karawaci di tengah pandemi, Jumat (5/6).
PHK 676 Karyawan, Potong Gaji hingga 50 Persen
Dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia, karyawan yang di-PHK pada periode Januari hingga saat ini berjumlah 676 orang. Sedangkan karyawan yang di rumah pada periode yang sama mencapai 73 orang.
"Jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya contoh pemotongan gaji 50 persen dan lain-lain pada periode Januari 2020 hingga saat ini 619 (orang)," demikian tertulis dalam surat Lippo ke BEI, dikutip kumparan, Kamis (4/6).
Secara total, jumlah karyawan tetap dan tidak tetap saat ini mencapai 14.927 orang atau berkurang dibandingkan pada 31 Desember 2019 yang mencapai 15.995 orang.
ADVERTISEMENT
Pendapatan dan Laba Tergerus
Masih dalam surat tersebut, Lippo melaporkan bisnis dan operasional harus tutup sementara waktu, mulai dari mal yang dimiliki maupun dikelola perusahaan mengikuti ketentuan pemerintah pusat dan daerah sehubungan dengan PSBB.
Beberapa hotel yang dimiliki maupun dikelola perusahan, juga ditutup sementara sebagai bagian dari upaya mengurangi beban operasional.
"Parkir yang dikelola sebagian besar dihentikan kegiatan operasionalnya mengikuti mal atau hotel," lanjut isi surat tersebut.
Perusahaan memprediksi jangka waktu penghentian atau pembatasan operasional bisnis akibat virus corona ini selama satu hingga tiga bulan. Akibatnya, kontribusi pendapatan terhadap total pendapatan (konsolidasi) 2019 tergerus hingga kurang dari 25 persen.
Begitu pun penurunan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020-30 April 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, turun kurang dari 25 persen. Perusahaan juga memprediksi penurunan laba bersih kurang 25 persen untuk periode yang sama.
Rapat Umum Pemegang Saham PT Lippo Karawaci Tbk. Foto: Dok. lippokarawaci.co.id
Tiga Bulan Lalu Masih Punya Kas Rp 3,5 Triliun
ADVERTISEMENT
Kondisi yang menimpa Lippo saat ini berbanding terbalik dengan yang dilaporkan perusahaan pada OJK, Senin (30/3).
Dalam laporannya, perusahaan menyebut masih memiliki uang tunai berjumlah besar dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan dolar Singapura. Manajemen juga mengklaim utang perusahaan masih aman terhadap ekuitas.
"Lippo Karawaci saat ini memiliki lebih dari Rp 3,5 triliun dalam bentuk tunai di perusahaan induk saja, secara substansial semuanya dalam USD dan SGD. Tingkat utang bersih terhadap ekuitas tetap yang terendah di antara perusahaan-perusahaan sejenis lainnya yang hanya 21 persen," kata CEO Lippo Karawaci, John Riady, dikutip kumparan, Kamis (4/6).
Saat itu, Lippo juga menyebut bisnis properti mereka masih moncer. Anak perusahaan Lippo Cikarang yang dimiliki 81 persen saham Lippo Karawaci berhasil meluncurkan proyek residensial baru Waterfront Estates, yang menunjukkan adanya pemulihan bisnis intinya. Bahkan, klaster pertama telah terjual habis sehingga membuka penjualan unit di klaster 2.
ADVERTISEMENT
Secara total, perseroan menjual lebih dari 304 rumah senilai Rp 262,6 miliar dengan nilai masing-masing rumah berkisar di antara Rp 499 juta hingga Rp 1,5 miliar. Total tanahnya seluas 25.803 m2.