Begini Rayuan Luhut ke Perusahaan China Agar Investasi di RI

24 Mei 2023 6:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di acara Halal bihalal di Lingkungan Kementerian Maritim dan Investasi, Selasa (2/5/2023). Foto: Dok. Kemenko Marves
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di acara Halal bihalal di Lingkungan Kementerian Maritim dan Investasi, Selasa (2/5/2023). Foto: Dok. Kemenko Marves
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, tengah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah perusahaan di China, setelah mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan KTT G7 di Hiroshima, Jepang.
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu, Luhut menyebut dirinya telah mengunjungi lima kota di Tiongkok untuk menyaksikan seluk beluk perusahaan-perusahaan di negara tersebut yang memiliki cabang dan hendak berinvestasi di Indonesia.
"Kunjungan ke lima kota di Tiongkok memang sudah saya agendakan sejak lama, karena ingin menyaksikan sendiri bagaimana seluk beluk perusahaan-perusahaan Tiongkok yang punya cabang di Indonesia dan mereka hendak berinvestasi di sini," kata Luhut dalam unggahannya di Instagram, Selasa (24/5).
Perusahaan pertama yang dikunjungi Luhut adalah perusahaan kimia global ternama, yaitu Wanhua Chemical. Berlokasi di Yantai, Wanhua Chemical didirikan pada 1998 dan sejak saat itu telah berkembang menjadi salah satu produsen isosianat terbesar di dunia.
Isosianat adalah bahan kimia yang digunakan dalam produksi poliuretan, salah satu jenis plastik yang digunakan dalam berbagai produk, mulai dari busa furniture, pelapis otomotif, hingga pesawat terbang.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Wanhua Chemical telah melakukan ekspansi ke luar China dan sekarang sudah beroperasi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Hungaria.
Dalam pertemuannya itu, Luhut menyempatkan diri untuk membujuk Wanhua Chemical agar segera membangun pabriknya dan berinvestasi di Indonesia.
Selanjutnya, Luhut juga mengunjungi perusahaan Walsin Lihwa Corporation, perusahaan multinasional yang beroperasi di bidang produksi baja nirkarat, tembaga, dan kabel listrik. Perusahaan ini didirikan pada 1966 dan sejak saat itu telah berkembang menjadi salah satu produsen utama dalam bidangnya.
Saat ini Walsin sudah membangun pabrik pengolahan Stainless Steel dan Nickel di Kawasan Industri Morowali dan Wedabay. Luhut pun mengaku terus berupaya merayu perusahaan tersebut untuk kembali melipatgandakan investasinya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena kedua perusahaan ini aktif dalam research & development yang berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan pengembangan produk baru, Luhut yakin mereka tertarik dengan penawaran yang Indonesia sodorkan.
"Saya berharap perjalanan panjang saya ke Tiongkok akan menghasilkan multiplier effect bagi masyarakat Indonesia terutama dalam hal transfer teknologi yang akan mendorong peningkatan mutu industri dalam negeri," ujar Luhut.
Perusahaan terakhir yang dikunjungi Luhut di China adalah Jushi.co, sebuah perusahaan produsen serat kaca terbesar di China. Ia juga meminta perusahaan tersebut agar segera membuka pabrik di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) didampingi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers sebelum bertolak ke Jepang di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Hal itu ia sampaikan lantaran tingginya permintaan pasar global akan fiberglass. Terlebih, sebut Luhut, Indonesia memiliki kekayaan pasir silika yang menjadi bahan baku dasar dari industri tersebut. Bahan dasar yang digunakan dalam berbagai produk industri termasuk komposit, insulasi, dan bahan kontruksi.
ADVERTISEMENT
"Tingginya permintaan pasar global akan fiberglass, akhirnya mendorong saya untuk meminta mereka segera membuka pabriknya di Indonesia. Terlebih, Indonesia punya kekayaan pasir silika yang menjadi bahan baku dasar dari industri ini," tutur Luhut.
Luhut berharap dengan berdirinya perusahaan Jushi di Indonesia dapat menghadirkan puluhan ribu industri turunan yang akan memberikan peningkatan nilai tambah pada komoditas yang diolah. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan demikian, pasir silika yang jumlahnya melimpah di negeri ini tidak hanya akan ditambang dan diekspor mentahnya saja, tetapi akan menghadirkan puluhan ribu industri turunan yang akan memberikan peningkatan nilai tambah pada komoditas yang diolah," tutur Luhut.
Jushi merupakan salah satu produsen serat kaca terbesar di dunia yang berbasis di Kota Tong Xiang, China. Jushi juga telah mengembangkan jaringan penjualan dan pelayanan global yang mencakup lebih dari 100 negara dan wilayah.
ADVERTISEMENT