Begini Rencana Erick Thohir Rampingkan BUMN Karya, dari 9 Jadi 4 Perusahaan

4 Mei 2023 7:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (31/3/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (31/3/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana merombak BUMN Karya, dari yang mulanya 9 perusahaan menjadi 4 perusahaan. Salah satu yang akan digabung adalah PT Waskita Karya (Persero) dengan PT Hutama Karya (Persero).
ADVERTISEMENT
Erick menilai, BUMN Karya yang banyak terlilit utang jumbo sudah semakin sehat. Buktinya, proyek atau penugasan perusahaan-perusahaan tersebut masih bisa berjalan dan pembayaran utang sudah dimulai.
Kita tetap lakukan konsolidasi sesuai buku biru kita dua tahun lalu dibangun oleh Boston Consulting Group (BCG), kita sudah review sebaiknya karya-karya ini dari 9 (perusahaan) jadi 4," ungkapnya saat acara ramah-tamah dengan media, Rabu (3/5).
Erick memaparkan, rencana konsolidasi BUMN Karya ini yaitu PT Hutama Karya (Persero) akan digabungkan dengan PT Waskita Karya (Persero), kemudian PT PP (Persero) dengan PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA.
Selanjutnya, BUMN Karya sisanya di bawah PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa akan dikonsolidasikan dengan mekanisme merger.
ADVERTISEMENT
"Konsolidasi karya dipastikan akan terjadi, belum menjadi keputusan tetapi framework-nya yang ada di PPA Danareksa BUMN karya yang kecil-kecil merger, kalau yang besar-besar prosesnya jadi kepemilikan antara HK dengan Waskita, PP dan WIKA," jelas Erick.
Peleburan BUMN Karya ini akan sesuai dengan keahlian atau expertise, dengan demikian tidak ada perusahaan pelat merah mendapatkan proyek atau penugasan yang terlalu banyak.
Meski begitu, Erick memastikan konsolidasi ini tidak menghambat pembangunan, sehingga mekanismenya tidak hanya merger, namun ada juga yang bersifat kepemilikan saham, seperti PT Bank Mandiri memiliki saham mayoritas di PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
Erick menegaskan, rencana ini masih digodok, terutama untuk memastikan arus kas (cash flow) masing-masing perusahaan cukup baik dan tidak saling memberatkan.
ADVERTISEMENT
"Ini masih asumsi kita melihat cashflow, jangan nanti main-main kita putuskan taunya cashflow sama-sama enggak nendang, jebol dua-duanya bukan betulin satu malah bikin rubuh dua," pungkas dia.