BEI: 23 Perusahaan Antre Buat IPO, dari Sektor Energi hingga Properti

11 Maret 2022 11:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 23 perusahaan yang sedang antre untuk melantai perdana di bursa saham (Initial Public Offering/IPO). Puluhan perusahaan itu berasal dari berbagai sektor mulai dari energi, infrastruktur, konsumer, hingga properti.
ADVERTISEMENT
Selain 23 perusahaan yang antre, BEI mencatat sudah ada 11 perusahaan yang IPO sejak awal tahun hingga saat ini. Dua di antaranya, baru melantai Kamis (10/3).
"Hingga saat ini, telah tercatat 11 (sebelas) perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 3,13 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya, Jumat (11/3).
Kedua perusahaan yang IPO kemarin yaitu PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA). Dengan tercatatnya dua Perusahaan Tercatat tersebut, maka jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI telah mencapai angka unik yakni 777 Perusahaan Tercatat saham dari total 888 Perusahaan Tercatat (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).
ADVERTISEMENT
Pencapaian tersebut, menurut Nyoman, kabar menggembirakan bagi BEI di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung. Dengan penambahan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, mengindikasikan kepercayaan para pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia terjaga dengan baik.
Pada tahun 2021, BEI juga telah memperoleh pencapaian yang menggembirakan di mana BEI menjadi Bursa Efek dengan pencapaian jumlah perusahaan tercatat saham tertinggi selama lima tahun terakhir di antara bursa ASEAN.
"Keberhasilan ini merupakan upaya seluruh stakeholders pasar modal yang disupervisi oleh OJK untuk terus berupaya menjadikan Pasar Modal Indonesia lebih inklusif," katanya.
Inklusivitas itu dilakukan dengan memberikan kemudahan untuk semua tingkatan perusahaan. Beberapa di antaranya diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham.
ADVERTISEMENT

Berikut 23 calon emiten yang antre untuk IPO dengan klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

• 1 (satu) Perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp50 miliar);
• 12 (dua belas) Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 miliar s.d. Rp250 miliar);
• 10 (sepuluh) Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 miliar).
dan rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 1 (satu) Perusahaan dari sektor Basic Materials;
• 2 (dua) Perusahaan dari sektor Industrials;
• 1 (satu) Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
• 2 (dua) Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
• 6 (enam) Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
• 2 (dua) Perusahaan dari sektor Teknologi;
• 2 (dua) Perusahaan dari sektor Kesehatan;
ADVERTISEMENT
• 3 (tiga) Perusahaan dari sektor Energi;
• 3 (tiga) Perusahaan dari sektor Properti & Real Estate;
• 1 (satu) Perusahaan dari sektor Infrastruktur
Selain pencatatan saham, hingga 10 Maret 2022 telah terdapat 22 emisi baru Efek Bersifat Utang dan Sukuk yang dicatatkan di BEI dan diterbitkan oleh 18 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 23,07 triliun.
Sedangkan di pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk juga masih terdapat 11 perusahaan yang berencana untuk menerbitkan 14 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk.
***
Kuis kumparanBISNIS hadir lagi untuk bagi-bagi saldo digital senilai total Rp 1,5 juta. Kali ini ada kuis tebak wajah, caranya gampang! Ikuti petunjuknya di LINK INI. Penyelenggaraan kuis ini waktunya terbatas, ayo segera bergabung!
ADVERTISEMENT