BEI: 5,6 Juta Investor Masuk ke Pasar Modal RI di Tengah Pandemi COVID-19

27 Juli 2021 10:20 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BEI Inarno Djajadi di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BEI Inarno Djajadi di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, mengungkapkan pandemi COVID-19 tak terlalu berdampak signifikan pada pasar modal Indonesia. Hingga 23 Juli 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat tumbuh 2,05 persen secara year to date (ytd).
ADVERTISEMENT
“Dapat saya laporkan sampai 23 juli 2021 IHSG tercatat tumbuh 2,05 persen secara year to date,” kata Inarno saat ESG Capital Market Summit 2021 secara virtual, Selasa (27/7).
Inarno menganggap dari kondisi tersebut menunjukkan kalau pasar modal saat ini tidak begitu terdampak pandemi COVID-19. Apalagi jumlah investor juga mengalami kenaikan dibanding akhir tahun lalu.
“Situasi pandemi juga tidak menyurutkan minat masyarakat serta perusahaan untuk masuk ke pasar modal. Per juni 2021 terdapat 5,6 juta investor atau naik 44 persen dibanding akhir tahun lalu,” ungkap Inarno.
“Serta terdapat 26 pencatatan saham baru sehingga secara total terdapat 738 perusahaan tercatat di bursa efek,” tambahnya.
Inarno memastikan dalam praktiknya BEI mendukung pengembangan aktivitas keuangan di pasar modal bisa berkelanjutan. Ia merasa inovasi harus dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut seperti dengan penerbitan green bonds.
ADVERTISEMENT
“Dalam hal inovasi produk dan layanan, BEI telah memfasilitasi penerbitan green bonds, green sukuk, serta indeks acuan investasi berbasis green investment,” tutur Inarno.