Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kemungkinan mengevaluasi batas trading halt setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa (18/3). BEI kemarin membekukan perdagangan sementara karena IHSG merosot 5 persen.
ADVERTISEMENT
Batas trading halt tersebut juga sempat disinggung oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Irvan Susandy, memastikan pihaknya menerima masukan yang ada terkait batas trading halt.
“Kita sih menerima masukan dari berbagai pihak ya. Dan memang, mekanisme trading halt ini sudah menjadi praktik umum di bursa-bursa lain. Jadi hanya dilakukan pada saat turun,” kata Irvan kepada wartawan di BEI, Rabu (19/3).
Irvan mengungkapkan terakhir kali perubahan batasan trading halt dilakukan pada masa pandemi COVID-19, yakni menjadi 5 persen, 10 persen, dan 15 persen.
“Yang biasa kita review itu angkanya. Yang keberapa dulu, seingat saya kita dulu pernah pakai 7 persen, 12,5 persen, 20 persen. Terus kita review bergantung market behavior sama nanti perkembangan dari investor dan bursa-bursa lain juga,” ujar Irvan.
ADVERTISEMENT
“Apakah sekarang akan diubah? Ya mungkin saja. Tapi kita kaji dulu deh ya,” tambahnya.
IHSG kemarin sempat anjlok 5,02 persen dan membuat perdagangan saham sempat dibekukan. Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG merosot 6,12 persen.
IHSG berakhir di zona merah atau turun 248,559 poin (3,84 persen) ke 6.223,388 menutup perdagangan pada Selasa (18/3).