BEI Cabut Suspensi Saham BREN Milik Prajogo Pangestu Hari Ini

Presiden Komisaris PT Barito Pacific Prajogo Pangestu. Foto: Barito Pacific

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi saham emiten panas bumi milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), mulai perdagangan sesi I tanggal 29 Mei 2024.

Pencabutan suspensi saham ini berdasarkan pengumuman bursa Peng-SPT-00050/BEI.WAS/05-2024 tanggal 22 Mei 2024 perihal Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi) Saham PT Barito Renewables Energy Tbk.

“Maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 29 Mei 2024,” kata BEI dalam pengumumannya, Rabu (29/5).

Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang menyebut saham BREN berpotensi masuk papan pemantauan khusus akibat telah disuspensi sejak 27 Mei 2024 karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Dalam rangka perlindungan investor, Bursa melakukan tindakan pengawasan antara lain Unusual Market Activity (UMA), suspensi cooling down (2 sesi) dan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut.

Kristian menjelaskan tindakan pengawasan UMA lebih dulu dilaksanakan sebelum suspensi cooling down dan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut.

“Apabila tindakan pengawasan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut dibuka atas saham tertentu, maka saham tersebut akan masuk papan pemantauan khusus selama 1 bulan,” ujar Kristian kepada wartawan.

Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewable Energy Merly menyebut menurunnya volume transaksi perdagangan perseroan tanpa disertai dengan penurunan harga kemungkinan akibat sektor usaha di bidang energi baru terbarukan (EBT) merupakan sektor yang sedang mendapat perhatian luas secara global dan sangat diminati.

“Saat ini tidak banyak saham di sektor usaha energi terbarukan (EBT) yang mencatatkan sahamnya di BEI, yang dapat memberikan pilihan kepada investor yang ingin berinvestasi di sektor energi terbarukan,” tutur Merly dalam keterbukaan informasi BEI.

Selain itu, keinginan investor untuk memegang saham perseroan dalam jangka panjang, termasuk yang disebabkan oleh adanya kewajiban kepada institusi atau industri tertentu untuk memiliki portofolio investasi di sektor EBT.