Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
BEI Harap Transaksi Intraday Short Selling Dongkrak IHSG yang Sedang Tertekan
11 Februari 2025 20:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Direktur Pengembangan Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI ) Jeffrey Hendrik berharap produk Short Selling dan Intraday Short Selling (IDSS) bisa bantu mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kini sedang tertekan.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, IHSG terpantau makin terpuruk. Pada penutupan perdagangan Selasa (11/2), IHSG anjlok 116,15 poin (1,75 persen) ke 6.531,99.
"Mungkin begini kajiannya. Saat ini tanpa ada short selling, tanpa ada intraday short selling, saham-saham yang dimaksudkan itu memang tertekan," jelas Jeffrey kepada wartawan usai acara Edukasi Wartawan Intraday Short Selling via online, Selasa (11/2).
10 saham yang saat ini bisa ditransaksikan secara short selling yang direncanakan terbit di kuartal kedua yaitu PT Alamitri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, IHSG yang sedang tertekan karena kondisi makro dari pasar, penurunan harga saham-saham itu terjadi tanpa investor bisa mendapatkan keuntungan apapun.
Dengan adanya produk short selling dan IDSS, kata Jeffrey, di akhir hari investor yang melakukan short selling harus melakukan pembelian kembali. Menurut dia, dengan adanya pembelian kembali, diharapkan menciptakan demand di akhir hari.
"Dengan adanya demand dan kewajiban untuk menutup posisi intraday short selling, kita harapkan tekanan di akhir hari justru akan berkurang," ucap dia.
Kemudian, saham-saham yang bisa dilakukan short selling dan IDSS ini adalah saham-saham yang free floatnya besar dan likuiditas hariannya tinggi.
"Kami di bursa akan memberikan batasan jumlah maksimum yang bisa dilakukan short oleh anggota bursa. Jadi kalau nanti ada tiga atau sembilan anggota bursa yang dapat melakukan short selling, masing-masing anggota bursa itu punya kapasitas maksimum untuk melakukan short selling atas suatu saham secara harian," ungkap Jeffrey.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, yang rangenya ada di antara 0,02-0,04 persen dari saham yang ada. Sehingga dengan jumlah begitu, nantinya diharapkan takkan memberi tekanan berlebih atau tekanan tambahan kepada IHSG.
"Tetapi yang kita harapkan adalah optimalisasi potensi keuntungan bagi investor dan adanya kewajiban untuk buyback di akhir hari. Kita akan melakukan evaluasi dalam hal terjadi hal-hal yang memang harus kita lakukan," pungkasnya.
Short selling merupakan transaksi penjualan Efek, dimana Efek tersebut tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.
Sedangkan, Intraday Short Selling (IDSS) adalah transaksi short selling yang penyelesaian posisinya dilakukan pada Hari Bursa yang sama (net-off position di akhir hari).