BEI Mau Dorong Keterlibatan Investor Perempuan di Pasar Modal

7 Maret 2023 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Keuangan dan SDM Bursa Efek Indonesia (BEI) Risa Rustam. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Keuangan dan SDM Bursa Efek Indonesia (BEI) Risa Rustam. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) berniat mendorong keterlibatan investor perempuan di pasar modal. Direktur Keuangan dan SDM BEI, Risa Rustam, menyebut tingkat literasi keuangan perempuan pada 2022 mencapai 50,3 persen atau lebih tinggi dibanding laki-laki sebesar 49 persen.
ADVERTISEMENT
Angka itu berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SNLIK OJK). Namun, keterlibatan perempuan di pasar modal masih belum maksimal.
“Berdasarkan data KSEI per Januari 2023, tingkat partisipasi perempuan sebagai investor pasar modal baru mencapai 37,5 persen dari total investor pasar modal di Indonesia. Pasar modal Indonesia pilihan salah satu investasi yang menarik,” ujar Risa dalam HERSHARE virtual, Selasa (7/3).
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Risa menuturkan kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan sebesar 33 persen, lebih rendah dari laki-laki sebesar 37,2 persen. Hal itu mencerminkan kalau perempuan yang menggunakan produk jasa keuangan lebih banyak yang sudah memahami fungsi dan risiko dibanding laki-laki.
“Kondisi tersebut tentunya menjadi peluang yang lebih baik untuk semakin meningkatkan pemahaman berinvestasi dan porsi investor perempuan di pasar modal Indonesia,” ujar Risa.
ADVERTISEMENT
Risa mengungkapkan jumlah investor pasar modal syariah melesat 165 persen, dari 44 ribu investor di tahun 2018 menjadi sekitar 118 ribu investor di 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Heru Prasetio, mengungkapkan antusiasme masyarakat Jawa Tengah dalam berinvestasi di pasar modal syariah cukup besar.
Sampai dengan 2022, telah terdapat 12.449 investor syariah di Jawa Tengah atau telah tumbuh sebesar 60 persen dari 7.776 investor syariah per Januari 2020. Dari sisi transaksi, sampai dengan 2022 nilai transaksi saham syariah di Jawa Tengah menyentuh angka lebih dari Rp 1,08 triliun.
Jumlah investor tersebut menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah investor saham syariah tertinggi dan teraktif keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT