Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sumber Bloomberg melaporkan, GoTo dan Grab akan melakukan merger untuk menutup kerugian beberapa tahun akibat persaingan ketat di antara keduanya.
Kombinasi keduanya menjadi peluang besar karena melayani kebutuhan pengantaran makanan bagi 650 juta orang. Salah satu opsi yang potensial adalah Grab berbasis di Singapura akan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya dalam mengakuisisi GoTo.
“Diskusi terus berlangsung,” imbuh salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan nama karena negosiasi yang terjadi bersifat privat.
Akan tetapi Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hal tersebut masih berupa rumor.
“Kalau yang rumor dan lain-lain tentu kami akan follow up dalam bentuk permintaan penjelasan. Saya tidak komen tentang merger yang belum disampaikan,” ungkapnya di Jakarta, Senin (12/2).
ADVERTISEMENT
Nyoman juga mengimbau kepada para investor untuk selalu mengacu keterbukaan informasi GoTo di BEI.
“Di mana yang terakhir kan mereka ada rencana atau tindakan korporasi sekitar 75 persen ke tiktok, lebih baik temen-temen baca yang keterbukaan informasi yang disampaikan,” jelas dia.
GoTo dan Grab Bantah Mau Merger
Atas isu tersebut Head of Corporate Communication GoTo, Sinta Setyaningsih mengatakan belum ada diskusi mengenai hal tersebut.
“Kami tidak dapat menanggapi rumor di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” saat dihubungi kumparan, Jumat (9/2).
Sementara itu, perwakilan Grab Indonesia juga enggan merespons rencana merger. “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” kata Chief Communications Officer Grab Indonesia, Mayang Schreiber.
Bloomberg menyebut, opsi yang telah dilihat oleh kedua perusahaan itu termasuk pemisahan pangsa pasar, di mana Grab mendapat kendali basis pasar di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sedangkan GoTo memegang kendali di Indonesia.
ADVERTISEMENT