BEI Pastikan Calon Emiten Jumbo Masih Antre IPO

2 Agustus 2023 17:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan minat perusahaan dengan aset skala besar masih tinggi meskipun penawaran umum perdana (initial public offering) atau IPO saham PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tertunda tahun ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I, Gede Nyoman Yetna, membeberkan perusahaan aset besar di atas Rp 250 miliar masih tinggi dalam antrean IPO. Masih ada 11 perusahaan aset skala besar dalam pipeline IPO.
"Kalau kategori jumbo masih ada. Dari sisi aset karena memang sizing itu berdasarkan aset sesuai dengan POJK, nanti fundraise saya akan sampaikan yang kategorinya berapa triliun. Itu saya akan sampaikan jadi jumbo dilihat dari beberapa sisi ya," ujar Nyoman saat ditemui di Gedung BEI, Rabu (2/8).
PHE mengumumkan rencana IPO anak usaha PT Pertamina (Persero) itu tertunda tahun ini. VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa IPO PHE tidak dilaksanakan pada saat ini karena perlu mencari waktu yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Hal ini tentunya sejalan dengan ketetapan yang disampaikan Kementerian BUMN melalui Wakil Menteri BUMN beberapa waktu lalu," ujarnya seperti dikutip, Sabtu (29/7).
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Lebih lanjut Fadjar menjelaskan beberapa hal yang menjadi pertimbangan di antaranya seiring dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara sepanjang tahun 2023 akibat tekanan dari pengaruh resesi global.
Dari sisi makro ekonomi global, trend peningkatan suku bunga The Fed menambah beban ekonomi emerging market untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.
Calon emiten PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut juga batal melakukan IPO yang rencananya menjual sebanyak-banyak 2,93 miliar saham, sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp 1,02 triliun hingga maksimal Rp 1,49 triliun.