BEI Sebut Sejumlah Tantangan Kejar Target Tahun 2024, Apa Aja ?

26 Juni 2024 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi untuk mencapai target tahun 2024. BEI menargetkan pendapatan usaha Rp 1,45 triliun dan laba bersih sebesar Rp 259,44 miliar pada 2024.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan tantangan yang dihadapi perusahaan mayoritas dari faktor global. Perseroan telah membuat rencana target untuk 2024 dengan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sekitar Rp 12,25 triliun.
"Hingga saat ini rata-rata nilai transaksi harian berada di angka Rp 12,1 triliun," kata Iman dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (26/6).
Iman mengatakan, secara fundamental di Indonesia transaksinya tidak ada perubahan signifikan. Meski demikian, rata-rata transaksi naik sejak penetapan calon Presiden RI di bulan Februari-Maret 2024.
"Tapi kita juga menyadari beberapa hal menjadi tantangan kita. Pertama pemilu, ini juga sudah terbukti bahwa selama pemilu sampai Februari itu transaksi kita investor wait and see. Apalagi kalau kita lihat di global ini akan ada setidaknya 64 negara yang akan pemilu di 2024," kata Iman.
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Contohnya adalah di US, India, Rusia, dan juga Indonesia. Di Indonesia kita bisa lihat setelah penetapan calon presiden transaksi meningkat cukup signifikan. Yang kedua tantangannya adalah perlambatan global," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu yang menjadi tantangan untuk mencapai target tahun ini adalah ekonomi global dan inflasi. Iman menuturkan, inflasi AS belum mencapai target 2 persen dan saat ini masih berada di kisaran 3 persen.
"Ini juga jadi tantangan. Dan yang ketiga adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok atau China, di mana kita lihat mereka saat ini sedang ada isu terkait dengan sektor properti di mana kontribusi PDB, PDB mereka 30 persen dari properti," kata Iman.
"Jadi memang saya rasa lebih kepada faktor global yang akan memengaruhi atau tantangan kita untuk mencapai target di 2024," ujar dia.