BEI: Transaksi Bursa Karbon RI Lebih Tinggi Dibandingkan di Malaysia dan Jepang

3 Oktober 2024 17:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan sambutan pada acara Peresmian pencatatan perdana Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi Sarana Multigriya Finansial - Bank Syariah Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan sambutan pada acara Peresmian pencatatan perdana Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi Sarana Multigriya Finansial - Bank Syariah Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan Bursa Karbon di Indonesia menunjukkan perkembangan ke arah positif, setelah satu tahun diimplementasikan sejak 26 September 2023.
ADVERTISEMENT
"Pengguna jasa karbon naik dari 16 pengguna jasa pertama, saat ini ada 81 pengguna jasa," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam peringatan satu tahun Bursa Karbon Indonesia, Kamis (3/10).
Dalam catatan BEI, terjadi kenaikan jumlah Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang diperdagangkan dari 459.953 ton CO2e menjadi sebesar 613.894 ton CO2e, dengan nilai transaksi meningkat dari Rp 29,21 miliar menjadi Rp 37,06 miliar.
Dari jumlah volume transaksi tersebut, sebanyak 420.029 ton CO2e telah digunakan (dilakukan retirement). Menurut Iman hal tersebut menunjukkan mulai meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdagangan karbon serta perannya dalam upaya melawan perubahan iklim.
Petugas saat melakukan pengecekan di area PLTGU Muara Karang. Foto: Dok. PLN
"Kita patut optimistis dengan capaian ini, mengingat di tengah tantangan perdagangan karbon yang dialami banyak negara, akumulasi volume transaksi masih lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Bursa Karbon Malaysia dan Bursa Karbon Jepang," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Saat ini telah terdapat tiga proyek SPE-GRK yang telah dicatatkan di IDXCarbon, yaitu proyek Pertamina Geothermal Lahendong, PLTGU di Muara Karang milik PLN, dan PLTM di Gunung Wugul milik grup PLN.
Dengan hadirnya proyek-proyek tersebut, unit karbon yang dicatatkan bertumbuh dari 842.950 ton CO2e pada 26 September 2023 menjadi 1.777.141 ton CO2e pada 26 September 2024, dengan jumlah unit karbon tersedia setelah retirement sebanyak 1.357.112 ton CO2e.