Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Satu energi, satu consumers,” kata Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna ditemui usai peluncuran iKISI di Gedung BEI, Jakarta Selatan pada Kamis (8/5).
Sampai saat ini Nyoman menjelaskan sudah ada 30 perusahaan yang berada di pipeline untuk IPO. Untuk BUMN yang akan IPO, Nyoman menjelaskan perusahaan BUMN terkait belum masuk pipeline.
Dalam kesempatan ini, Nyoman juga merespons soal tidak tercapainya target perusahaan yang IPO di tahun 2024. Meski tidak mencapai target, pertumbuhan BEI disebut masih cukup tinggi.
“Pertumbuhan kita lihat saat ini kan komparasinya saat ini nih kita yang paling tinggi di ASEAN, dan di non-ASEAN kita sama dengan New York Stock Exchange (NYSE),” kata Nyoman.
Sebelumnya, BEI mencatat hingga 30 Desember 2024 ada 41 emiten yang melantai di bursa efek. Angka itu jauh lebih kecil ketimbang target BEI sebanyak 62 emiten.
ADVERTISEMENT
Jumlah perusahaan yang melenggang di bursa tahun 2024 terendah dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, ada 51 perusahaan yang IPO, 54 emiten di 2021, 59 emiten di 2022. Puncaknya di 2023, ada 79 emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa, dan 2024 ini hanya 41 emiten.