Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
BEI Ungkap Penyebab IHSG Terus Anjlok, Efek Trump Jadi Faktor Utama
3 Maret 2025 20:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) babak belur sejak perdagangan awal tahun hingga saat ini. Meski pada perdagangan Senin (3/3), IHSG mulai bangkit dengan naik 249,06 poin (3,97 persen) ke posisi 6.519,66, tapi selama periode Januari hingga Februari 2025, IHSG mengalami penurunan sebesar 11,43 persen ke posisi 6.270.
ADVERTISEMENT
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI ) Iman Rachman mengungkap menurunnya sejak awal tahun dipengaruhi kuat oleh faktor eksternal. Salah satunya efek Presiden AS Donald Trump.
“Terutama karena faktor eksternal terutama Fed ataupun Trump ,” kata Iman dalam konferensi pers di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan pada Senin (3/3).
Menurutnya, turunnya IHSG disebabkan oleh persepsi investor. Meski demikian Ia melihat secara fundamental perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa tidak lebih buruk ketimbang tahun sebelumnya bahkan ada yang lebih baik. Meski begitu pencapaian-pencapaian tersebut ada di bawah ekspektasi analis.
Perihal faktor eksternal, dia melihat persepsi investor bisa kembali naik saat kebijakan-kebijakan Trump sudah disepakati.
“Pada hari ini indeksnya rebound, tadi persepsi paling baik bahwa ketika Trump deal maker, kalau deal nya selesai maka persepsinya pasti upside,” ujar Iman.
ADVERTISEMENT
Ia juga melihat IHSG pernah berada di level yang lebih rendah ketimbang posisi saat ini, maka itu Ia optimistis IHSG dapat rebound kembali.
“Bursa kita pernah turun lebih rendah dibanding penurunan 11 persen year to date (YTD) tadi, dan kurang dari satu tahun rebound, jadi kita harus confidence apa yang terjadi ini temporary, apalagi secara fundamental dan domestik kita cukup solid,” kata Iman.
Perihal kebijakan agar IHSG dapat rebound, sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan kebijakan penundaan implementasi kebijakan Short Sell di pasar modal.
Kepala Eksekutif OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi menjelaskan langkah ini merupakan respon atas kondisi pasar modal terkini.
“OJK akan mengambil kebijakan awal untuk pertama adalah menunda implementasi kegiatan short sell,” kata Inarno dalam acara yang sama.
ADVERTISEMENT
Selain penundaan Short Sell, kebijakan lain yang diambil untuk saat ini adalah mengkaji buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal ini nantinya akan dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya.