Belajar dari Nestapa Warga Desa Miliarder Tuban, Ini Tips Kelola Uang yang Baik

27 Januari 2022 12:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek GRR Tuban. Foto: CIKA Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Proyek GRR Tuban. Foto: CIKA Indonesia
ADVERTISEMENT
Masih ingat cerita ratusan warga miliarder di Tuban? Sejumlah desa di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jatim, menjadi viral pada Februari 2021. Musababnya, ratusan warga mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanahnya kepada Pertamina.
ADVERTISEMENT
Tanah tersebut dijual untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Dari menjual tanah itu, rata-rata masyarakat setempat mendapatkan uang miliaran rupiah.
Namun, seiring berjalannya waktu beberapa warga mengaku menyesal menjual lahannya. Alasannya, mereka kini kehilangan mata pencaharian sebagai petani usai tanahnya dijual. Uang miliaran yang mereka terima kian hari kian menipis. Bahkan ada yang sampai harus menjual sapinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Perencana Keuangan Advisor Alliance Group Indonesia Andi Nugroho menekankan pentingnya perencanaan keuangan ketika seseorang mendapat penghasilan lebih dari biasanya.
Ilustrasi uang. Foto: kumparan, source: Shutterstock
Menurutnya, orang-orang yang seketika mendapat uang yang banyak akan cenderung konsumtif. Hal tersebut disebabkan faktor psikologis dan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
“Itu lah yang mendorong orang-orang kaya mendadak miskin. Cara mengelola uang yang baik adalah dengan gaya hidup yang baik,” kata Andi kepada Kumparan, Kamis (27/1).
Terus, bagaimana cara mengelola keuangan setelah menjadi miliarder? Andi menyarankan penghasilan dibagi menjadi tiga bagian.
1. Buat Sumber Penghasilan Baru
Dalam kasus masyarakat di Tuban, mereka menjual ladang penghasilan mereka berupa tanah yang biasanya digunakan untuk bertani.
“Sebenarnya uang yang diterima menjadi sumber penghasilan beberapa tahun ke depan. Uangnya bisa dijadikan modal usaha perdagangan,” ujarnya.
Andi menambahkan, dari hasil penjualan tanah tersebut, kita dapat membuka kesempatan mencari sumber penghasilan baru. Contohnya, membuka toko kelontong atau toko ritel. Andi memprioritaskan pendanaan ini dengan persentase sebesar 35 persen.
ADVERTISEMENT
2. Sisihkan untuk Dana Tabungan
Dana tabungan menjadi krusial dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Dana tabungan sangat membantu apabila mengalami penurunan pendapatan. Andi juga menaruh persentase dana ini sepertiga dari pendapatan, atau sekitar 30 persen.
Ilustrasi tabungan. Foto: Shutter Stock
Adanya dana tabungan menjadi aman dibandingkan membeli mobil, di mana nilai aset menurun setiap tahun. Dalam kasus kampung miliarder, umur masyarakat yang menjual tanah berkisar 50-an. Mereka dapat menyisihkan uangnya untuk pendidikan cucunya.
“Kalau untuk anak, asumsinya bisa mencari uang sendiri. Nah kalau cucu, mereka enggak mikir dua kali,” tambah
3. Penuhi Kebutuhan Keluarga
Setelah memenuhi dua poin di atas, pembagian terakhir adalah memakai uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Artinya, seseorang boleh menggunakan sisa uangnya untuk membeli barang-barang konsumtif.
ADVERTISEMENT
“Membeli barang seperti motor dan mobil tidak dilarang, tapi uangnya diprioritaskan untuk sumber penghasilan dan tabungan dulu. Setelah itu, sisa uangnya buat senang-senang,” tuturnya.