Belanja Masyarakat Dinilai Akan Tumbuh Setelah Jokowi Izinkan Lepas Masker

19 Mei 2022 21:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kios yang menjual obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kios yang menjual obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi mengizinkan masyarakat melepas masker di ruang terbuka. Pelonggaran kebijakan ini diambil karena kondisi pandemi COVID-19 makin terkendali.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan tahapan pelonggaran masker menunjukkan bahwa saat ini fokus pemerintah adalah mempercepat pemulihan mobilitas masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat mulai bergerak di luar rumah secara lebih bebas, maka belanja masyarakat akan naik.
"Paling terasa di ritel dan transportasi. Kenaikan permintaan bukan saja pada saat lebaran kemarin tapi akan berlanjut sepanjang sisa tahun 2022," kata Bhima kepada kumparan, Kamis (19/5).
Bhima menjelaskan selama ini pelaku usaha termasuk UMKM sudah menunggu pelonggaran seperti pemakaian masker di tempat terbuka. Omzet yang mulai bergerak naik, tentu akan banyak menyerap tenaga kerja.
Bhima memproyeksi pertumbuhan sektor perdagangan secara umum diperkirakan 5,5 persen hingga 6 persen year on year dan sektor transportasi pergudangan sebesar 16 persen sampai 18 persen. Sementara sektor perhotelan perlahan akan membaik okupansi kamar, sekaligus didorong pendapatan dari acara-acara seperti resepsi pernikahan, expo dan rapat atau MICE.
ADVERTISEMENT
"Pelaku industri kreatif juga diharapkan turut bergembira, karena konser dan pertunjukkan mulai ramai kembali. Ini ibarat kemarau 2 tahun dihapus dengan hujan 1 hari. Permintaan secara agregat alami perbaikan," terang Bhima.
Suasana di kios yang menjual obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan bahkan bisa mencapai 6,9 persen, salah satu pendorongnya adalah kredit konsumsi yang naik 6 persen hingga 6,5 persen di tahun 2022. Pengusaha akan merespons dengan menaikkan kapasitas produksi khususnya di sektor makanan, minuman, pakaian jadi dan alas kaki.
Bhima menuturkan baru-baru ini Uni Eropa juga tidak mewajibkan masker di bandara dan di dalam pesawat. Langkah ini langsung mendapat respons kenaikan tajam permintaan kursi penerbangan di Eropa. "Harapannya pemerintah Indonesia juga segera melonggarkan aturan di transportasi umum, apabila indikator pandemi COVID-19 membaik," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah, menganggap pelonggaran mobilitas masyarakat yang diindikasikan dengan kebijakan melepas masker mengindikasikan sudah terbentuknya herd immunity di masyarakat.
"Memang pandemi belum berakhir, tetapi tahapan transisi harus dilakukan. Saya kira kebijakan pelonggaran yang diambil pemerintah sudah tepat," tutur Piter kepada kumparan, Kamis (19/5).
Menurut Piter, pulihnya ekonomi sangat bergantung kepada pandemi. Ketika pandemi mereda dan mobilitas masyarakat pulih, ekonomi dipastikan pulih.
Indikator mulai pulihnya ekonomi sudah terlihat pada kenaikan indeks keyakinan konsumen dan produsen, indeks penjualan riil, hingga pada angka pertumbuhan ekonomi. "Semuanya sudah menunjukkan tren pemulihan," ungkap Piter.