Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Belum Ada Pipa ke Batam, Semua Produksi Gas dari Natuna Masih Diekspor
6 Desember 2023 19:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi, Rayendra Sidik, menuturkan pengembangan infrastruktur gas di Indonesia menghadapi banyak tantangan. Seharusnya, pipa gas sudah bisa tersambung dari Aceh hingga Bali Utara.
Rayendra berharap pipa WNTS yang mengalirkan gas dari lapangan-lapangan di kawasan Kepulauan Natuna ke Batam, bisa segera tersambung agar produksinya bisa dimanfaatkan di dalam negeri.
"Natuna juga sebenarnya punya potensi besar tapi saat ini kita tidak punya pipa yang masuk ke Batam, jadi semua gas yang diproduksi dari Natuna saat ini dijual ke Singapura dan Malaysia," ungkapnya saat diskusi media di Hotel Aston Bekasi, Rabu (6/12).
Meski ekspor gas tersebut berkontribusi pada devisa negara, dia tetap berharap produksi gas dari Natuna bisa diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Memang menghasilkan devisa yang signifikan, tapi ke depannya harapan kami kalau memang bisa dibangun pipa ini ke dalam negeri di sini (Natuna) juga akan sangat menolong," lanjut Rayendra.
Selain pipa gas WNTS, pemerintah juga mencanangkan pembangunan pipa Sei Mangke-Dumai. Kemudian, pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang memasuki tahap II.
Rayendra menuturkan, pengembangan pipa gas Cisem tahap II masih dalam proses pengajuan anggaran kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), karena akan menggunakan APBN.
Rencananya, pemerintah akan mengalokasikan dana pembangunan jaringan pipa gas Cisem tahap II sebesar Rp 3,34 triliun menggunakan APBN secara multi years contract untuk Tahun Anggaran 2023-2025.
"Harapannya bisa selesai di akhir 2026 sehingga semua potensi gas yang ada di Jawa Timur bisa didorong ke Jawa Barat yang saat ini sangat membutuhkan gas," pungkas Rayendra.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membangun infrastruktur pipa gas bumi dari pipa WNTS ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau, melalui Kepmen ESDM Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tanggal 19 Juli 2016.
Awalnya, Kementerian ESDM menargetkan pipa ini rampung dibangun pada tahun 2017. Pipa sepanjang 5 km dan berukuran 16 inch dengan kapasitas 120 MMSCFD tersebut akan menghubungkan WNTS ke Pulau Pemping sehingga gasnya bisa digunakan untuk PT PLN Batam.
Gas yang akan dialirkan ke pipa WNTS ini berasal dari Lapangan Gajah Baru, Blok A Natuna. Selama ini, gas yang diproduksi dari lapangan tersebut, diekspor ke Singapura melalui pipa sebesar 325 MMSCFD.
Sebelumnya ada opsi agar pipa WNTS dibangun oleh PLN. Namun, pipanya hanya untuk PLN di Tanjung Ucang saja. Sementara jika dibangun oleh Premier Oil sebagai pengelola Lapangan Gajah Baru, mengingat kontraknya akan habis pada 2028, maka modalnya harus kembali sebelum tahun itu.
ADVERTISEMENT