Beralih ke Teknologi Jadi Alasan Taksi Express Pangkas 250 Karyawan

6 Oktober 2017 13:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taksi Express (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Taksi Express (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) telah melakukan pengurangan karyawan sebanyak kurang lebih 250 orang sampai dengan periode Juni 2017. Perseroan juga melakukan pengkajian dan pemetaan kebutuhan karyawan dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
ADVERTISEMENT
Secara total, sudah ada 400 orang karyawan yang di-PHK oleh Express. Hal ini dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan karena mayoritas pekerjaan sudah menggunakan teknologi.
"Jadi pengurangan karyawan itu untuk melakukan efisiensi, sekarang punya 29 pool, karena industri berubah teknologi maju, efisiensi jadi satu tema yang tadinya 1 pool ada 55 orang kan karena kita beradaptasi jadi sekarang 1 pool ada 25-30 orang," kata Direktur Express Group Benny Santosa saat ditemui di Kantor Express Group, Jalan Taman Sari, Jakarta, Jumat (6/10).
Konferensi Pers pihak Express Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers pihak Express Group (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Dia mencontohkan, sekarang ini pemesanan taksi bisa dilakukan dengan menggunakan sistem aplikasi. Sedangkan dulu, pemesanan hanya bisa dilakukan melalui call center dan dijawab oleh seorang operator.
"Banyak kita lakukan, misal dengan teknologi. Sekarang dengan komputer, kalau dulu call center kita ratusan (karyawan untuk melayani pemesanan pelanggan), sekarang order pakai mobile aplikasi. Jadi untuk apa banyak orang di call center, kita harus adaptasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, Express justru tengah gencar merekrut pengemudi guna memperkuat operasional taksi Express di lapangan. Sedangkan karyawan Express di divisi lain yang sudah bisa ditangani oleh teknologi akan segera dirampingkan sesuai kebutuhan.
"Daripada 400 sekian tapi mending kita ganti 1.000 pengemudi karena itu level tinggi. Kalau kita kurang merekrut pengemudi, dengan gaji tetap beban operasional tetap sama, jadi fokusnya tetap memberikan hasil," sebutnya.