Beras Impor Asal China dan Thailand Siap Masuk Lagi ke RI di 2024

31 Desember 2023 9:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
zoom-in-whitePerbesar
Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
ADVERTISEMENT
BUMN Bulog kembali mendapat penugasan impor beras di 2024. Tahun depan kuota impor yang ditugaskan adalah 2 juta ton, setelah tahun 2023 ini mengimpor 3,5 juta ton beras.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengatakan perusahaan membuka kemungkinan impor beras dari banyak negara, termasuk dari China melalui diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi.
"Kita sudah mendapatkan jaminan pasokan yang cukup baik mulai dari Thailand, India, Vietnam, Pakistan, Myanmar, demikian juga bahkan yang dari China," ungkapnya saat di pergudangan modern Bulog Kelapa Gading, Sabtu (30/12).
Adapun saat ini banyak negara membatasi ekspor beras untuk menjaga ketersediaan pangan di negaranya masing-masing, salah satunya India. Namun, komitmen impor beras bisa didapatkan melalui pendekatan antar pemerintah (government to government/GtoG).
"Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan secara khusus, kami bisa mendapatkan jaminan dari mereka pendekatan GtoG melalui Bulog itu dimungkinkan," terangnya.
Sementara impor beras dari Thailand, lanjut Bayu, melalui dua pendekatan yaitu GtoG dan business to business (B2B) yang diwakilkan oleh Bulog sebagai BUMN. Skema ini menurutnya menjadi kelebihan Indonesia dibanding negara-negara lain di saat banyak yang batasi ekspor pangan mereka.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Bayu masih enggan membeberkan berapa besar volume beras yang diimpor dari masing-masing negara. Dia hanya menyebutkan, hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri.
"Semua kita buka, jadi yang harus juga pertimbangkan adalah selera orang Indonesia sebagian besar senangnya yang pulen berasnya, dan itu memang lebih cocok dari Thailand dan Vietnam dan mungkin sebagian dari China," ujarnya.