Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Beras Mahal, Mendagri: Bisa Makan Ubi, Sukun, hingga Sorgum
3 Oktober 2023 16:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Saran saya untuk kita semua warga Indonesia, kuncinya salah satunya selain stok, adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya andalkan beras, makanan pokok, tapi juga yang karbo-karbo yang lain, kita banyak sekali potensi, negara sebesar Indonesia ini," kata Tito saat ditemui di Kantor Kemenkeu, Selasa (3/10).
"Saya pernah tugas di Indonesia bagian tengah dan timur saya paham. Ada papeda sagu, jagung, keladi talas itu ya, itu juga enak-enak, semua itu. Ada sweet potato, ubi jalar, ada sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat," kata dia.
Tito menjelaskan, beberapa jenis beras banyak mengandung gula dan itu kurang bagus bagi kesehatan. Justru makanan pengganti beras yang Tito sebut tadi menurutnya lebih sehat.
ADVERTISEMENT
"Bisa menyehatkan untuk makanan produk non beras, yang kedua mengurangi beban kita untuk mengadakan beras. Karena banyak produk yang lain. Mari kita kampanyekan diversifikasi pangan ini," tegas Tito.
Selain diversifikasi pangan, solusi yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong penyerapan beras dari sentra produksi padi. Dia mengatakan masih ada 7 provinsi di Indonesia yang masih ada produksi. Dia optimis stok beras 2 juta ton di akhir tahun 2023 bisa dipenuhi.
Tito menjelaskan, Kemendagri juga bertugas untuk memperkuat pendataan produksi beras dalam negeri. Kemendagri juga berkoordinasi dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional serta Kemendag supaya importasi bisa berjalan lancar hingga pendistribusiannya.
"Jangan sampai ditahan, kalau ditahan akan terjadi kelangkaan, itu lah yang dilakukan sekarang," katanya.
ADVERTISEMENT