Beras Mahal, Mendagri: Bisa Makan Ubi, Sukun, hingga Sorgum

3 Oktober 2023 16:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendagri Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (11/9/2023). Foto: Kemendagri RI
zoom-in-whitePerbesar
Mendagri Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (11/9/2023). Foto: Kemendagri RI
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian menyarankan masyarakat melakukan diversifikasi pangan bahan pokok ketika harga beras melambung seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
"Saran saya untuk kita semua warga Indonesia, kuncinya salah satunya selain stok, adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya andalkan beras, makanan pokok, tapi juga yang karbo-karbo yang lain, kita banyak sekali potensi, negara sebesar Indonesia ini," kata Tito saat ditemui di Kantor Kemenkeu, Selasa (3/10).
"Saya pernah tugas di Indonesia bagian tengah dan timur saya paham. Ada papeda sagu, jagung, keladi talas itu ya, itu juga enak-enak, semua itu. Ada sweet potato, ubi jalar, ada sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat," kata dia.
Tito menjelaskan, beberapa jenis beras banyak mengandung gula dan itu kurang bagus bagi kesehatan. Justru makanan pengganti beras yang Tito sebut tadi menurutnya lebih sehat.
ADVERTISEMENT
"Bisa menyehatkan untuk makanan produk non beras, yang kedua mengurangi beban kita untuk mengadakan beras. Karena banyak produk yang lain. Mari kita kampanyekan diversifikasi pangan ini," tegas Tito.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (26/6/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Selain diversifikasi pangan, solusi yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong penyerapan beras dari sentra produksi padi. Dia mengatakan masih ada 7 provinsi di Indonesia yang masih ada produksi. Dia optimis stok beras 2 juta ton di akhir tahun 2023 bisa dipenuhi.
Tito menjelaskan, Kemendagri juga bertugas untuk memperkuat pendataan produksi beras dalam negeri. Kemendagri juga berkoordinasi dengan Bulog dan Badan Pangan Nasional serta Kemendag supaya importasi bisa berjalan lancar hingga pendistribusiannya.
"Jangan sampai ditahan, kalau ditahan akan terjadi kelangkaan, itu lah yang dilakukan sekarang," katanya.
ADVERTISEMENT