Beredar Video Peternak Ayam Petelur Ganti Pakan dengan Sayur, Ada Apa?

31 Agustus 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para peternak ayam layer atau petelur kini menderita akibat harga pakan yang tinggi sejak awal tahun. Bahkan, baru-baru ini seorang peternak memberi sayuran yang tak laku di pasaran sebagai pengganti pakan untuk ayam.
ADVERTISEMENT
“Itu di Blitar ini banyak melakukan hal itu karena alternatif ada sayuran yang tidak laku, teman-teman ini untuk mengurangi biaya pakan. Dicampur macam-macam, ada lagi katul dan karak,” kata Ketua Umum Paguyuban Peternak Ayam Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun kepada kumparan, Selasa (31/8).
Rofi mengatakan, saat ini para peternak sudah tak sanggup lagi membeli pakan standar yang berada di sekitar Rp 6.500 per kg. Padahal biasanya mereka mendapat harga pakan normalnya Rp 5.000 per kg.
“Udah tidak kuat beli jagung yang standar. Dari teman tadi saling curhat yamene (sekarang) tak pakan sayur,” tambahnya.
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
Kejadian video yang beredar di kalangan peternak itu juga diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi. Ia menyebut kejadian tersebut terjadi di Blitar.
ADVERTISEMENT
“Ayam layer produksi sekarang jadi vegan, makanannya sayur-mayur bukan lagi pakan konvensional. Kagak kuat beli pakan pabrik,” katanya kepada kumparan.
Selain itu, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Koperasi Putera) Blitar Sukarman mengakui hal serupa. Menurutnya video tersebut merupakan pelampiasan dari peternak kepada pemerintah karena biaya pakan yang cukup tinggi.
“Sebetulnya itu enggak mungkin (semua peternak), cuman saking judek, sekarang yang tidak ada yang pakane jadi memang bingung peternak sekarang,” jelasnya.