Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Berita Populer: Bambang Trihatmodjo Ditagih Utang dan Brompton Eks Dirut Garuda
4 Oktober 2020 6:25 WIB
ADVERTISEMENT
kumparanBisnis merangkum 3 berita populer ekonomi dan bisnis yang terjadi pada Sabtu kemarin. Pertama berita soal putra Almarhum Presiden RI ke-2, Bambang Trihatmodjo menggugat Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membatalkan Keputusan Menteri Keuangan No.108/KM.6/2020 tanggal 27 Mei 2020. Bambang menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
ADVERTISEMENT
Berita populer lainnya, mengenai kelanjutan kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang diangkut pesawat baru Garuda Indonesia A330-900NEO pada November 2019. Berikut rangkuman berita populer kumparanBisnis:
Utang Bambang Trihatmodjo yang Ditagih Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani digugat oleh Bambang Trihatmodjo, putra almarhum Presiden ke-2 Indonesia Soeharto. Bambang menggugat Sri Mulyani ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta karena tak terima dicegah ke luar negeri.
Bambang meminta majelis hakim PTUN Jakarta untuk membatalkan Keputusan Menteri Keuangan No.108/KM.6/2020 tanggal 27 Mei 2020. Ia dicegah ke luar negeri terkait piutang negara dan kapasitasnya sebagai Ketua Konsorsium Mitra Penyelenggara SEA Games XIX Tahun 1997.
Dalam gugatan tersebut, Bambang meminta Sri Mulyani mencabut Keputusan Menteri Keuangan (Kepmen) agar ia bisa ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Mewajibkan tergugat (Menteri Keuangan) untuk mencabut Keputusan Menteri Keuangan No.108/KM.6/2020 Tanggal 27 Mei 2020," tulis gugatan tersebut.
Meski Digugat, Sri Mulyani Tetap Tagih Utang Bambang Trihatmodjo. Kemenkeu menyatakan bakal tetap melanjutkan upaya pencegahan Bambang Trihatmodjo. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata memastikan Kemenkeu bakal mengikuti proses gugatan di PTUN sesuai ketentuan yang berlaku.
"Masih dicegah, bukan dicekal, kami hanya cegah. Pak Bambang Tri setahu saya tetap menyampaikan gugatan ke PTUN, tentunya nanti prosesnya kita ikuti sesuai dengan tata tertib di PTUN," ujar Isa dalam virtual conference DJKN, Jumat (2/10).
Saat ini, kata Isa, Bambang Trihatmodjo melalui pengacaranya Wardhana Sasmita, telah berkirim surat kepada Kemenkeu agar mencabut upaya pencegahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Terkait keinginan tersebut, Isa menyarankan agar mereka menghubungi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) DKI Jakarta.
"Pengacara beliau sudah bersurat ke kami dan kami anjurkan menghubungi PUPN DKI supaya bisa berproses," pungkasnya.
Jadi Tersangka Penyelundupan Harley-Brompton, Ari Askhara Tak Ditahan
Masih ingat kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang diangkut pesawat baru Garuda Indonesia A330-900 NEO pada November 2019?
Kabar terkini, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara, yang menyelundupkan barang tersebut dari Prancis telah ditetapkan sebagai tersangka.
Ari Askhara ditetapkan sebagai tersangka setelah Bea & Cukai menyidik kasus ini selama 9 bulan atau sejak Desember 2019.
Tak hanya Ari Askhara, mantan Direktur Teknik dan Layanan Garuda, Iwan Joeniarto, juga ditetapkan sebagai tersangka. Meski demikian, Bea Cukai menyatakan keduanya tak ditahan.
ADVERTISEMENT
"Enggak ditahan," ujar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea Cukai, Haryo Limanseto, kepada wartawan pada Sabtu (3/10) pagi.
Haryo menyatakan, alasan keduanya tak ditahan lantaran kooperatif selama menjalani penyidikan.
"Penyidik menilai tersangka kooperatif selama penyidikan," ucapnya.
Haryo enggan menyebut pasal yang disangkakan kepada Ari dan Iwan lantaran masih proses penyidikan. Namun ia menyebut keduanya dijerat dengan UU Kepabeanan.
Haryo berharap berkas penyidikan keduanya segera rampung sehingga bisa diserahkan ke kejaksaan untuk kemudian disidangkan.
"Kita berharap enggak lama bisa lengkap berkasnya (penyidikan) untuk diserahkan ke Kejaksaan," kata Haryo.
Kasus penyelundupan ini terkuak setelah Bea Cukai menemukan 18 kotak barang selundupan dibawa melalui pesawat baru Garuda dari Prancis pada 17 November 2019. Kotak selundupan itu berisi satu unit motor Harley Davidson dalam kondisi terurai dan sepeda lipat premium Brompton.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut, upaya penyelundupan ini berpotensi merugikan negara hingga Rp 1,5 miliar karena tak membayar pajak serta bea masuk. Adapun harga motor Harley Davidson itu diperkirakan Rp 800 juta, sedangkan harga sepeda Brompton mencapai Rp 60 juta per unit.
Atas kejadian itu, Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Ari Askhara beserta 4 direksi Garuda lain dari jabatannya. Saat itu, Erick meminta para direksi Garuda yang terlibat penyelundupan agar dipidana.
Di Balik Rencana Rusdi Kirana Bikin Maskapai Penerbangan Baru
Bisnis aviasi sedang megap-megap didera pandemi, membuat sejumlah maskapai penerbangan memangkas rute akibat sepinya penumpang. Tapi di tengah situasi itu, ada perusahaan yang sedang mengajukan izin pendirian maskapai penerbangan baru.
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, membenarkan adanya perusahaan yang sedang mengajukan izin operator penerbangan.
"Informasi yang dapat saya sampaikan adalah ada satu badan hukum yang mengajukan AOC (Air Operator's Certificate) baru," kata Kepala Humas Ditjen Perhubungan Udara, Budi Prayitno, kepada kumparan, Kamis (1/10).
Tapi Budi menolak mengungkapkan perusahaan yang mengajukan izin tersebut, karena masih dalam proses. "Saat ini sedang dalam proses untuk penerbitan (izinnya). Nama badan hukum tersebut, saya belum bisa sampaikan sampai AOC-nya terbit," ujarnya.
Informasi yang diperoleh kumparan menyebutkan, perusahaan yang mengajukan izin operator maskapai penerbangan adalah PT Lion Mentari Airlines, badan hukum yang selama ini mengelola Lion Air. Dikonfirmasi soal ini, manajemen Lion Air belum memberikan respons.
ADVERTISEMENT
Di sosial media sudah mulai beredar gambar pesawat yang diduga desain maskapai baru tersebut.
Gambar tersebut seperti yang diunggah Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman.
Terlihat model pesawat yang diunggah Gerry bertuliskan SUPER AIR JET berwarna merah. Warna itu serupa dengan yang selama ini ada di pesawat Lion Air.
Saat dikonfirmasi, Gerry menjelaskan gambar yang diunggah adalah konsep livery Super Air Jet menggunakan Boeing 737. Unggahan itu menggunakan Airbus A320.
“Unggahan kemarin adalah bocoran yang diterima di kalangan industri dan pertama di-upload ke sosmed oleh akun Twitter dan Facebook yang dikelola oleh media Aviatren,” kata Gerry saat dihubungi kumparan, Jumat (2/10).
Gerry belum bisa memastikan apakah gambar tersebut adalah desain dari maskapai baru. “Menurut saya wujud yang diunggah masih merupakan konsep dan bukan jaminan maskapainya nanti akan terbang dengan livery seperti itu,” ujar Gerry.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui Lion Air merupakan perusahaan milik kakak beradik Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana. Namun meski hingga kini pihak perseroan belum mengeluarkan statement namun banyak pihak yang mempertanyakan langkah kakak beradik itu, karena mereka akan meluncurkan maskapai penerbangan baru di tengah bisnis penerbangan yang belum stabil akibat pandemi corona.
Gerry mengamini bahwa situasi penerbangan memang memprihatinkan. Namun, kata dia, kondisi tersebut bukan berarti tidak memungkinkan ada perusahaan yang melihat kesempatan untuk ekspansi.
"Paling cepat juga akhir tahun 2020 atau akhir kuartal 1 tahun 2021. Apa salahnya bersiap-siap untuk ekspansi?" ujar Gerry.
Menurutnya, bukan hanya Lion Air Group saja yang mengambil langkah tersebut. Ia menyebutkan Rex Air di Australia juga mengumumkan akan ekspansi masuk ke rute-rute antar kota-kota besar di Australia.
ADVERTISEMENT
"(Rex) menggunakan pesawat jet dan sudah tanda tangan leasing, untuk pesawat 737 nya tiba mulai di November dan layanan jetnya mulai di Maret 2021. Australia sendiri juga pasar domestiknya merosot karena pandemi ini," ujar Gerry.
Gerry menjelaskan, proses recovery maskapai memang tetap memperhatikan perkembangan COVID-19. Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan adanya upaya recovery yang disiapkan Lion Air.
"Jadi ya saya tidak kaget kalau ada yang melihat kesempatan untuk ekspansi, ketika demand mulai pulih jika puncak pandemi sudah lewat," ujarnya.