Berita Populer: Fakta Gelap Industri Vaksin hingga Rekor Baru Harga Emas

25 Februari 2020 6:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin MR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin MR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona masih menjadi pembicaraan hangat di masyakat. Tidak heran, berita mengenai virus corona yang telah menewaskan lebih dari 2.200 orang dan persebaran meliputi 28 negara ini menjadi berita populer di kumparanBisnis sepanjang Senin (24/2).
ADVERTISEMENT
Namun bukan hanya perkara korban jiwa, virus corona juga membuat masyarakat menoleh pada industri global produsen vaksin, yang ternyata hanya dikuasai oleh 4 perusahaan di dunia.
Dampak virus corona semakin terlihat di Indonesia baik secara positif seperti kenaikan harga emas maupun negatif terkait bahan baku manufaktur yang diprediksi sulit didapatkan.
Berikut 3 berita populer kumparanBisnis sepanjang Senin (24/2):
5 jenis vaksin untuk imunisasi Foto: Shutterstock
Virus Corona, 4 Industri Vaksin Keruk Untung dari Negara Miskin
Perusahaan riset dan manajemen aset global, AB Bernstein yang berpusat di New York, Amerika Serikat (AS), melaporkan dalam 10 tahun terakhir pasar vaksin dunia telah meningkat enam kali lipat. Nilai pasarnya sebesar USD 35 miliar atau sekitar Rp 482 triliun.
ADVERTISEMENT
Sekitar 85 persen dari nilai pasar itu hanya dikuasai oleh empat industri farmasi global penghasil vaksin. Keempat industri farmasi penguasa pasar vaksin dunia adalah GlaxoSmithKline (Inggris), Sanofi (Prancis), dan Merck serta Pfizer yang berbasis di AS.
Masih menurut riset AB Bernstein, kinerja keuangan perusahaan industri farmasi global penghasil vaksin itu, justru ditopang oleh negara-negara termiskin di dunia.
“Untuk setiap dolar yang diinvestasikan dalam vaksinasi di 94 negara berpenghasilan terendah di dunia, perusahaan meraup laba bersih USD 44. Sebuah fakta yang sulit diperdebatkan,” kata salah seorang analis di AB Bernstein, Wimal Kapadia.
Menurutnya, struktur pasar vaksin di dunia bersifat oligopoli. Kenyataan ini dipengaruhi oleh konsolidasi di pasar, serta rantai pasokan (supply chain) dari industri manufaktur yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Keempat perusahaan itu telah berlomba untuk memerangi virus corona. Investor pun berbondong-bondong mendanai riset pengembangan vaksin corona, dengan harapan modal yang mereka tanamkan dapat membuahkan hasil.
Sementara itu Sanofi yang berpengalaman mengembangkan vaksin SARS pada 2003, juga bekerja sama dengan pemerintah AS untuk menemukan formula vaksin corona.
Vaksin juga telah menjadi bisnis besar bagi Merck. Dari lini usaha ini, pada 2019 lalu perusahaan meraup pendapatan USD 8,4 miliar. Pertumbuhan pendapatan dari bisnis vaksin rata-rata sebesar 9 persen per tahun sejak 2010 silam.
Bisnis vaksin Pfizer memang stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Tapi secara keseluruhan, Kapadia menyebut bisnis vaksin merupakan investasi yang menghasilkan keuntungan jangka panjang.
Aktivitas pasien dengan gelaja virus corona atau COVID-19 yang beristirahat di rumah sakit darurat stadion olahraga Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/STR
Manufaktur RI Bakal Kesulitan Bahan Baku karena Virus Corona
ADVERTISEMENT
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, akibat virus corona, lalu lintas barang Indonesia dari dan ke China lumpuh total.
Menurut dia, hal ini akan memberikan dampak sulitnya bahan baku di industri manufaktur mulai bulan depan.
"Padahal 74 persen impor bahan baku dan barang modal China. Kalau kita hitung peak 20-30 Januari, Maret nanti industri kita kesulitan bahan baku manufaktur," kata Susiwijono di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/2).
Susiwijono menjelaskan, dampak virus corona juga dua kali lebih besar dibandingkan SARS di tahun 2002-2003. Apalagi, saat ini ukuran perdagangan China semakin besar terhadap ekspor dunia.
Saat 2002-2003, Produk Domestik Bruto (PDB) masih USD 1,7 triliun, AS USD 11,5 triliun. Di 2019 China PDB-nya sudah USD 14,4 triliun.
ADVERTISEMENT
"Dulu share China 5,9 persen dari ekspor dunia, sekarang 13 persen. Bagaimana logistik lalu lintas barang terpengaruh," lanjutnya.
Dia memastikan pemerintah akan terus memonitor dan menghitung dampak tersebut ke perekonomian domestik secara menyeluruh.
Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Selasa (3/9). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Harga Emas Antam Tembus Rekor Baru Rp 809.000 per Gram
Kenaikan harga emas Antam atau PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akibat Virus Corona masih terjadi hingga hari ini. Harga buyback atau pembelian kembali juga ikut melambung.
Mengutip situs perdagangan Logam Mulia, Senin (24/2), harga emas Antam pada perdagangan kemarin naik Rp 5.000 menjadi Rp 809.000 per gram. Harga buyback naik Rp 6.000 menjadi Rp 731.000 per gram.
Harga emas ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Harga ini sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
ADVERTISEMENT
Untuk harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda. Berikut detail lonjakan harga emas kemarin: