Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berita Populer: Nasib N250 yang Berakhir di Museum; Buka-bukaan Gubernur BI
21 Agustus 2020 6:26 WIB
ADVERTISEMENT
Cerita pesawat N250 karya BJ Habibie yang berakhir di museum menjadi berita populer pada Kamis (20/8).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ada berita tentang Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang buka-bukaan tentang suku bunga BI yang bertahan di level 4,0 persen.
Berikut kumparan merangkum berita populer di kanal bisnis sepanjang Kamis (20/8):
Nasib Pesawat N250: Jadi Besi Tua dan Berakhir di Museum
Pesawat N250 karya BJ Habibie sudah lama dihentikan pengembangannya akibat krisis ekonomi 1998 dan intervensi IMF. Prototype pesawat N250 sendiri sempat terbang perdana pada 10 Agustus 1995 dan sempat digadang-gadang jadi pesawat angkut buatan dalam negeri untuk menghubungkan antar pulau di Indonesia. Saat ini, pasar pesawat tipe baling-baling sejenis dikuasai oleh pabrikan pesawat asal Eropa, ATR.
Untuk menghidupkan program pesawat ini, membutuhkan dana tak sedikit, sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 14,6 triliun. Setelah dihentikan pengembangannya, pesawat baling-baling itu terparkir dan jadi besi tua di area hanggar hingga parkir pesawat milik PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI di Bandung.
ADVERTISEMENT
Setelah puluhan tahun terparkir di sana, PTDI memutuskan memindahkan badan pesawat ke museum pada 14 Agustus 2020. Pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca akan jadi koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Yogyakarta.
Lanjutkan Mimpi BJ Habibie, PTDI Kembangkan Pesawat N219
Masa depan pesawat karya BJ Habibie N250 sudah berakhir sejak dihentikan pengembangannya akibat krisis ekonomi 1998 dan rekomendasi IMF. Bahkan, prototype pesawat baling-baling N250 yang sempat terbang perdana pada 10 Agustus 1995 itu akan dimuseumkan di Yogyakarta.
Mimpi BJ Habibie agar Indonesia memiliki pesawat buatan sendiri untuk melayani dan menyambungkan pulau-pulau sebetulnya tidak pupus. Para insinyur PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) melanjutkan mimpi almarhum BJ Habibie dengan merancang pesawat baling-baling berukuran lebih kecil berkapasitas 19 orang, bernama N219.
Pesawat yang digagas PTDI Bersama LAPAN sejak 2009 tersebut saat ini dalam tahap uji terbang sebagai syarat untuk memperoleh sertifikasi tipe, sebelum pesawat diproduksi massal. Proses sertifikasi ditargetkan bisa rampung pada pertengahan tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Rencana setelah tc (type certificate) di pertengahan tahun ini. Ya kita ke arah persiapan produksi. Mudahan-mudahan kita harus bisa tetap sesuatu schedule," ujar Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro ketika ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Pesawat N219 ditargetkan mulai produksi pada tahun 2021. Tahap awal, PTDI akan memproduksi 2 unit pesawat N219 per tahunnya, kemudian ditingkatkan secara bertahap dari 4 unit, 12 unit hingga 36 unit per tahun di 2024.
Tak hanya bisa mendarat di darat, pesawat N219 juga dikembangkan ke versi amfibi. Pesawat nantinya bisa mendarat di daerah yang belum memiliki landasan udara seperti di atas laut dan sungai.
Gubernur BI Buka-bukaan Soal Suku Bunga, Rupiah, dan Daya Beli Rendah
Bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di level 4,0 persen selama bulan ini. Tak hanya itu, otoritas moneter juga menahan suku bunga deposit facility sebesar 3,25 persen dan lending facility 4,75 persen.
ADVERTISEMENT
Level suku bunga acuan 4,0 persen merupakan yang terendah sepanjang masa. Pada Juli 2020, BI menurunkan bunga acuan 25 basis poin, dari sebelumnya 4,25 persen menjadi 4,0 persen yang salah satunya demi mendorong permintaan kredit.
Perry menyebut, keputusan untuk menahan bunga acuan tersebut konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal, di tengah laju inflasi yang diperkirakan akan tetap rendah.
"BI menekankan pada jalur kuantitas pada penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19, termasuk dukungan BI kepada pemerintah mempercepat realisasi APBN 2020," ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (19/8).
Suku bunga yang rendah tersebut diklaim telah berdampak terhadap penurunan suku bunga perbankan.
ADVERTISEMENT
Rata-rata tertimbang suku bunga deposito menurun menjadi 5,6 persen di Juli 2020, dari bulan sebelumnya 5,74 persen. Suku bunga kredit modal kerja juga turun tipis menjadi 9,47 persen, dari sebelumnya 9,48 persen.
Daya Beli Melemah
Indeks harga konsumen atau inflasi hingga akhir tahun ini diprediksi BI masih akan rendah. Laju inflasi berada di level 2 persen hingga akhir tahun ini.
Proyeksi tersebut sebenarnya masih masuk dalam target bank sentral yang sebesar 3 plus minus 1 persen. Namun, proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi sepanjang 2019 sebesar 2,72 persen (yoy) maupun 2018 yang sebesar 3,13 persen (yoy).
“Inflasi akhir tahun ini Insyaallah rendah, bahkan di batas bawah kisaran sasaran, sasaran 2-4 persen (yoy), tahun ini akan mengarah ke batas bawah, yaitu 2 persen (yoy),” ujar Perry.
ADVERTISEMENT
Pada Juli 2020, indeks harga konsumen bahkan mencatatkan deflasi 0,10 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 1,54 persen (yoy). Rendahnya indeks harga konsumen ini dipengaruhi oleh permintaan domestik atau daya beli yang masih melemah akibat pandemi COVID-19.