Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berita Populer: Orang Kaya Mulai Jual Properti; Blak-blakan Eks Dirjen Pajak
8 Juli 2021 6:11 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:59 WIB
ADVERTISEMENT
Sektor properti kian terpukul di tengah pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai. Keadaan itu membuat orang kaya mulai memilih menjual aset propertinya.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut menjadi salah satu yang populer. Berita itu dilengkapi dengan informasi mengenai ‘orang dalam’ di pemeriksaan pajak .
Berikut ini selengkapnya berita populer di kumparanBisnis sepanjang hari Rabu (7/7):
Orang Kaya Mulai Jual Properti
Head of Residential Services Colliers International Indonesia, Lenny Sinaga mengungkapkan, kondisi tersebut memunculkan fenomena baru. Para investor di sektor perumahan hingga apartemen mewah makin banyak yang menawarkan asetnya untuk dijual.
Menurut Lenny, tren menjual properti mewah ini sebetulnya sudah mulai terjadi di pengujung tahun 2019. Fenomena ini kian menguat ketika pandemi merebak di awal tahun 2020.
Lenny menjelaskan, tren serupa juga terjadi di sektor apartemen mewah. Di mana mereka yang sebelumnya masih ragu untuk memilih apakah menyewakan atau menjual asetnya, kini mantap memutuskan untuk dijual.
ADVERTISEMENT
Lenny memperkirakan, langkah menjual tersebut dilakukan lantaran semakin tidak adanya kepastian permintaan dari sisi penyewa. Sebab biasanya, apartemen-apartemen tersebut dihuni atau disewa oleh para pekerja asing.
Kini, dengan merebaknya pandemi COVID-19, permintaan untuk sewa apartemen itu kian merosot. Menurut Lenny, rata-rata mereka yang memutuskan untuk menjual ini adalah investor dengan aset lebih dari satu unit apartemen.
Eks Dirjen Pajak Ungkap Peran ‘Orang Dalam’ Dalam Pemeriksaan
Mantan Dirjen Pajak, Darmin Nasution , mengungkapkan masih adanya kelemahan dalam pemeriksaan pajak. Hal ini menjadi salah satu penyebab penerimaan pajak yang selalu meleset dari target.
Menurut Darmin, seharusnya Ditjen Pajak bisa memanfaatkan sistem informasi dan teknologi (IT). Sehingga begitu ada wajib pajak kurang bayar, bisa langsung dilacak dan diketahui berapa jumlah kekurangan itu.
ADVERTISEMENT
Konsep menggunakan IT tersebut sudah dilakukan saat dirinya menjadi pimpinan otoritas pajak tersebut tahun 2008. Namun saat akan mulai diimplementasikan, hal itu dinilainya selalu gagal.
"Yang IT itu, namanya pintar, kita pernah di-back up World Bank dan sebagainya karena itu sebagai prestasi 2008. Tapi itu enggak jadi IT-nya. Kenapa? Setiap kali lelang, gagal. Pokoknya saya menganggap itu resistensi dari dalam yang membuat sistem itu enggak lahir," ujar Darmin Nasution saat rapat dengar pendapat umum Komisi XI DPR RI, Rabu (7/7).
Eks Menko Perekonomian itu menjelaskan, pemeriksaan pajak merupakan kegiatan yang perlu upaya lebih. Jika menggunakan IT, kata dia, pekerjaan pemeriksa justru akan lebih mudah. Namun dengan pemeriksaan manual saat ini, mudah sekali data itu diubah. Bahkan, Dirjen Pajak pun tak bisa mengetahuinya.
ADVERTISEMENT