Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kasus tersebut terjadi lantaran A menawarkan kepada Winda yang merupakan kenalannya, produk tabungan berjangka. Padahal produk yang ditawarkan A itu tak ada di Maybank Indonesia.
Usut punya usut, data Winda ternyata kemudian dipalsukan oleh A. Berbekal data tersebut, A melancarkan aksinya menguras rekening Winda.
Berkaca dari kasus tersebut, Ekonom INDEF Aviliani mengingatkan agar nasabah tak sembarangan menitipkan uang atau memberikan data kepada karyawan di perbankan.
"Nasabah jangan menitip setoran dana atau buku tabungan atau sertifikat kepada petugas bank," ujar Aviliani kepada kumparan, Senin (9/11).
Selain itu, Aviliani juga memberi saran agar nasabah rutin mengecek saldo tabungan tiap bulan. Bahkan bila perlu, pastikan setiap transaksi ada buktinya melalui notifikasi SMS atau bukti fisik.
ADVERTISEMENT
"Untuk saldo bulanan sebaiknya meminta gunakan email, sehingga tidak ada pemalsuan," sambungnya.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, juga menyarankan langkah serupa.
Tulus juga mengingatkan supaya konsumen tidak gampang mempercayakan data-data pribadi, sekalipun karyawan tersebut merupakan kenalan dekat.
"Kasus nasabah Maybank adalah penipuan, produk yang dijual oknum Kacab tidak ada dalam sistem bank. Ini karena pertemanan konsumen dengan Kacap, sehingga korban terlalu percaya," ujar Tulus.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: