Berkah Pandemi, Pedagang Tanaman Raup Cuan dari 'Janda Bolong'

4 Oktober 2020 16:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Philodendron Monstera Deliciosa Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Philodendron Monstera Deliciosa Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bisnis tanaman hias kian menjamur di tengah pandemi. Banyak orang-orang yang akhirnya ‘mendadak’ menjadi kolektor tanaman hias. Salah satu jenis tanaman yang paling digemari adalah Monstera atau dikenal dengan nama tanaman janda bolong.
ADVERTISEMENT
Janda Bolong merupakan salah satu tanaman tropis yang berasal dari Amerika. Mereka biasanya ditanam di ruangan untuk hiasan. Bahkan, orang-orang rela menggelontorkan uang hingga puluhan juta untuk tanaman yang memiliki ciri khas daun lobang-lobang ini.
Salah satu Pengusaha Tanaman Hias, Dwi Atikasari mengaku heran usahanya menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan di tengah kondisi krisis.
“Prediksi awal sih kayaknya pandemi orang-orang enggak cari tanaman ya. Eh ternyata (permintaan) itu malah melonjak tinggi banget malah enggak bisa dibayangkan mungkin orang susah nyari kerja, tapi ternyata orang-orang mencari monstera ,” ujarnya kepada kumparan, Minggu (4/10).
Atika membanderol harga tanaman monstera sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 50 juta per tanaman. Harga tanaman tergantung jenisnya. Adapun Monstera Deliciosa Variegata menjadi jenis yang paling dicari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Monstera Deliciosa Variegata memiliki ciri khas warna putih di belahan daunnya. Kolaborasi corak warna hijau dan belahan putih di sebagian daunnya menjadi tanaman ini begitu cantik.
Pedagang Tanaman Hias. Foto: Syaiful Arief/Antara Foto
Dalam sehari, setidaknya ada 3-4 tanaman yang terjual dari akun instagramnya @iam.urbangardener. Dwi mengerahkan penjualan seluruhnya melalui online, bahkan ia tak memiliki toko fisik.
“Permintaan hampir enggak bisa dipenuhi. Karena barang terbatas di petani. Bisa per hari itu minimal 3-5 (tanaman) per hari DM itu nanyain monstera,” sambungnya.
Wanita yang akrab dipanggil Tika ini menjelaskan beberapa tantangan dalam menjalani usaha tanaman. Pertama adalah pengemasan, sebab tanaman hias sangat rawan rusak jika tidak dikemas secara proporsional.
Selain itu, tentu saja pada saat tanaman rusak pelanggan kecewa. Untuk itu, ia menyiasati pengemasan dengan menggunakan kayu.
ADVERTISEMENT
“Biasanya packing pakai kayu, terus otomatis kayu ukuran gede ongkir sampai jutaan,” tambahnya.