Berkah Perang Dagang AS-China, RI Kebanjiran Order Ekspor Tekstil

9 Desember 2021 11:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik tekstil. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik tekstil. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China berdampak pada perekonomian Indonesia. Bukan dampak buruk, malahan perang dagang keduanya membawa kabar baik bagi ekspor Indonesia
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, harga komoditas di Indonesia naik akibat perang dagang.
"Adanya perang dagang China dengan Amerika kita itu mendapat imbas yang positif, di mana imbasnya ini mereka akhirnya kekurangan energi, kita juga batu bara bisa naik, komoditi kita semuanya ikut naik," ujar Suryadi dalam diskusi virtual APINDO, Kamis (9/12).
Kondisi China yang kekurangan energi, kata dia, akhirnya menyulitkan mereka untuk ekspor. Imbasnya demand ekspor teralihkan ke Indonesia.
"Dengan China kekurangan energi mereka juga enggak bisa ekspor. Akhirnya sementara ini kita kebanjiran order daripada Amerika tentang tekstil garmen. Sehingga sekarang di Indonesia di mana-mana pabrik garmen sudah kepenuhan. Dulu susah mencari orang, sekarang susah mencari tukang jahit," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya tekstil, Indonesia juga kebanjiran order ekspor lainnya. Salah satunya furnitur.
"Ekspor yang lain juga meningkat misalnya furnitur dan lain sebagainya. Pajak juga sudah mencapai 100 persen ya ini juga satu kegembiraan kita. Sehingga kan kalau pajaknya tercapai bisa digunakan untuk kebutuhan lebih banyak daripada APBN kita," tuturnya.
Namun ada masalah pada harga yang mulai naik karena China kesulitan mengirim barang murah. Terlebih dia menyebut, saat ini biaya pengiriman barang menjadi sangat mahal.
"Sudah mulai banyak barang lain itu naik karena China enggak bisa kirim dengan harga murah. Lagipula sementara ini transportasi atau logistik itu kekurangan. Kontainer kekurangan. Akhirnya mahal sekali kalau kita mau ekspor, dua kali lipat, ada yang 3 kali lipat untuk biaya avarage-nya," jelasnya.
ADVERTISEMENT