Berkat Electrifying Agriculture PLN, Omzet Petani Buah Naga Naik 3 Kali Lipat

15 Agustus 2021 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program Electrifying Agriculture dari PT PLN (Persero) memberikan keuntungan bagi petani buah naga di Mojokerto. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Program Electrifying Agriculture dari PT PLN (Persero) memberikan keuntungan bagi petani buah naga di Mojokerto. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
Senyum Agus Mulyohadi petani buah naga di Pacet, Mojokerto, kian merekah. Keuntungannya naik hingga tiga kali lipat sejak memanfaatkan listrik PT PLN (Persero) melalui program Electrifying Agriculture.
ADVERTISEMENT
Sebelum menggunakan lampu untuk penerangan di kebun, Agus panen satu kali setahun yaitu sekitar bulan November-Desember. Hasil panennya hanya sekitar 20 ton dari lahan seluas 4,5 hektar (ha).
Panen yang terjadi bersamaan dengan para petani lain membuat suplai buah naga melimpah dan harga anjlok. Buah naga saat musim panen dijual dengan harga berkisar Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per kilogram (kg).
Dengan menggunakan lampu, tanaman buah naga dapat menjalani proses fotosintesis selama 24 jam. Hal inilah yang membuat buah naga di kebunnya dapat dipanen sepanjang tahun. Dengan hasil panen bisa mencapai 60 ton.
Program Electrifying Agriculture dari PT PLN (Persero) memberikan keuntungan bagi petani buah naga di Mojokerto. Foto: PLN
"Untuk harga kisaran Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per kg karena di luar musim," cerita Agus.
ADVERTISEMENT
Meski ada investasi di awal pemakaian, namun Agus  memastikan biaya itu lebih rendah dari hasil penjualan buah naga.
"Dari pengalaman ini, saya menyarankan para petani buah naga supaya pakai lampu agar bisa memaksimalkan hasil produksinya," imbuhnya.
Terlebih, selama lebih dari empat tahun menggunakan listrik, keandalan pasokan listrik ke kebun buah naga terjaga oleh PLN. "Alhamdulillah listrik dari PLN sangat bisa diandalkan," tegas Agus.
Program Electrifying Agriculture dari PT PLN (Persero) memberikan keuntungan bagi petani buah naga di Mojokerto. Foto: PLN
General Manager PLN UID Jawa Timur, Adi Priyant, memaparkan PLN menawarkan berbagai program kemudahan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Mojokerto. Dia pun menyambut positif sektor pertanian yang menggunakan Electrifying Agriculture.
"Saat ini kami pun memiliki potensi 480 pelanggan sektor pertanian yang terdiri dari sumur sawah, bawang, hidroponik, kebun naga dan kandang ayam dengan total daya 2,14 MVA," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain petani buah naga, PLN juga menerapkan Electrifying Agriculture berupa lampu untuk tanaman bawang dan hidroponik, hingga pompa untuk irigasi persawahan dan tambak udang. Dengan total 690 pelanggan Electrifying Agriculture, konsumsi daya untuk program ini di Mojokerto telah mencapai 1.917.000 kVA.
Program Electrifying Agriculture dari PT PLN (Persero) memberikan keuntungan bagi petani buah naga di Mojokerto. Foto: PLN
Electrifiying Agriculture merupakan salah satu komitmen PLN melalui program PLN Peduli, yang mencakup Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini mendorong petani untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan energi listrik.
Diharapkan, dengan memanfaatkan energi listrik, pertumbuhan tanaman pertanian akan lebih maksimal. Selain itu, Electrifiying Agriculture juga diharapkan mempermudah pengolahan infrastruktur pendukung pertanian ataupun peternakan dan perikanan.
Total akan ada 54 Program Electrifiying Agriculture yang tersebar di beberapa wilayah kerja PLN se-Indonesia (Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 4,8 miliar.
ADVERTISEMENT