Bermodal Rp 300 Ribu, UMKM di Blitar Ini Sekarang Bisa Tembus Pasar ASEAN

12 April 2022 4:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengerjaan produk kerajinan tangan UMKM Prima Shabby Craft. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengerjaan produk kerajinan tangan UMKM Prima Shabby Craft. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi kian memudahkan pelaku usaha, termasuk sektor UMKM. Mereka bisa memanfaatkan digital marketing untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Prima Shabby Craft, UMKM kerajinan berbahan dasar kayu ini didirikan oleh pasangan suami istri Laily Prima Monica dan Andyk Widodo.
Produk UMKM ini berupa hiasan dekorasi dinding berbahan kayu hingga kerajinan kayu berupa kotak tisu sampai laci.
Dibuat di Blitar, kerajinan Prima Shabby Craft kini tembus ke pasar ASEAN. Mulai dari Filipina, Singapura, Malaysia hingga Brunei. Menariknya, usaha ini dimulai dengan modal minim yakni hanya Rp 300.000.
"Modalnya itu minim, bukan buat modal bisnis. Dulu saya beli satu alat itu untuk multi fungsi. Gerenda kayu, paku, dan lim itu total Rp 300.000, yaudah itu," kata Andyk Wibowo saat ditemui di Blitar, Senin (11/4).
Pengerjaan produk kerajinan tangan UMKM Prima Shabby Craft. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Andyk bercerita, awal mula dirinya merintis usaha ini adalah di akhir 2016 setelah percobaannya mengembangkan usaha konveksi tak berjalan mulus. Mulanya dia hanya membuat beberapa item lalu menjualnya melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Saat itu usahanya hanya dijalankan berdua dengan istrinya. Dalam sehari mereka hanya mampu membuat 5-10 item saja. Untuk seluruh proses produksi dilakukan oleh Andyk, sementara Istrinya melayani pembeli melalui media sosial.
Namun semua itu berkembang pesat sejak tahun 2017 setelah mereka bergabung dengan e-commerce Shopee hingga sekarang. "Kini ada 150 reseller tersebar di seluruh Indonesia. Sehari penjualan rata-rata 300-400 item," kata Andyk.
Pengerjaan produk kerajinan tangan UMKM Prima Shabby Craft. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Berhasil tembus pasar ASEAN, Andyk akan menjajal untuk bisa menembus pasar Eropa. Menurut dia, kendala yang dialaminya saat ini adalah sistem standardisasi dari negara-negara tujuan ekspor tersebut.
"Peminat banyak dari Turki, tapi kendalanya itu di administrasi. Pernah kita kirim ke Turki, tapi belum sampai tujuan barangnya dibakar karena tak sesuai standard. Karena kadar airnya harus sekian persen begitu," jelas Andyk.
ADVERTISEMENT