Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Karena memang sebagai perusahaan yang saat ini nilai kapitalisasinya cukup besar estimasinya sekitar USD 17-20 miliar,” ujar Pahala saat ditemui di Hutan Kota Plataran, Senin (3/7).
Pahala melanjutkan, Kementerian BUMN sedang melihat perkembangan pasar dalam dua minggu ini untuk penawaran umum perdana (initial public offering) atau IPO saham PHE.
“Kita untuk IPO PHE ini ada kurang lebih sekitar 5 joint lead underwriter asing maupun lokal. Termasuk Citi, J.P Morgan, Credit Swiss, kemudian juga dari Mandiri Sekuritas dan BRI Dana Sekuritas,” tuturnya.
Pahala enggan merinci dana segar IPO yang diincar anak usaha Pertamina tersebut. Dokumen registrasi pertama dan kedua telah diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kalau memang ada timing-nya, kita akan lihat satu dua bulan ini. Tapi kalau misalnya memang keberadaan pasar, tergantung pada pasar ekuitas seperti apa. Kalau misalnya kurang, maka kita akan tunda dilihat tahun depan,” tutur Pahala.
ADVERTISEMENT
Pahala mengaku sedang berdiskusi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan OJK mengenai jumlah saham PHE yang bisa diterbitkan di pasar. Hal ini disebabkan ada aturan perusahaan publik harus melepas saham sebesar 7,5 persen.
“Jadi nanti kita akan bicara dengan BEI dan OJK mengenai aturan tersebut, mungkin engga kalau misalnya tidak 7,5 persen,” sambungnya.
Sebelumnya, Pahala menuturkan PHE bakal menawarkan 5-10 persen sahamnya kepada publik saat melantai di BEI. Nominal tersebut turun dari rencana awal yang disebutkan Pahala, yakni dalam rentang 10-15 persen. Ini dilakukan untuk mencapai target nilai valuasi yang sama dengan PGE sebesar USD 100 miliar.
"Antara 5 sampai 10 persen yang kita inikan, kalau target (dana yang dihimpun) nanti kita lihat," ungkap Pahala kepada awak media di kompleks parlemen, Kamis (15/6).
ADVERTISEMENT