Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bertemu Inpex, Prabowo Mau Blok Masela Segera Jalan karena Menggantung 26 Tahun
5 Desember 2024 18:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Prabowo Subianto mengundang para pengusaha Jepang yang tergabung dalam Japan Jakarta Club ke Istana Presiden, Jakarta, Kamis (5/12). Salah satunya petinggi Inpex, operator dari Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku.
ADVERTISEMENT
Blok Masela pertama kali ditemukan pada 1998 atau 26 tahun lalu. Setelah melewati studi dan serangkaian revisi Plan of Development (PoD), hingga saat ini proyek tersebut belum juga berproduksi. Bahkan kembali mundur dari target karena pandemi COVID-19.
"Di antaranya juga disampaikan program dari Inpex dari Masela yang harapannya juga ingin segera berjalan. Sudah 20 tahun lebih, jadi harapannya insyaallah tahun depan akan mulai jalan," kata Menteri Investasi Rosan Roeslani yang ditemui di Istana.
Sebagai Kementerian Investasi, Rosan akan mengawal kejelasan proyek Blok Masela sebab waktunya terbatas. Karena itu juga, kata dia, Prabowo akan kembali mengundang para pengusaha Jepang untuk bertemu Jumat siang.
"Karena tadi pembicaraannya sangat-sangat produktif, dan juga ada beberapa masukan lainnya," ujarnya.
Target Produksi Selalu Molor
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Kementerian ESDM terus menggeber proyek Blok Masela agar segera jalan agar bisa produksi 1 Januari 2030. Target produksi Blok Masela ini sebenarnya mundur dari rencana sebelumnya. Dalam rencana pengembangan (Plan of Development/POD)-1 revisi 2 yang sudah disetujui pemerintah akhir tahun lalu, ditetapkan Blok Masela diproduksi pada kuartal IV 2029.
Investasi proyek Abadi Masela sangat besar mencapai USD 20,9 miliar, setara Rp 324 triliun atau hampir 3 kali lipat nilai investasi kereta cepat Jakarta-Bandung.
Blok Masela diproyeksikan akan memberi tambahan kontribusi produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun. Yakni sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa.