Bertemu Menteri Eurasia, Zulhas Bahas Potensi Pasar Ekspor Baru

29 Januari 2023 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samabtuan Mendag Zulhas pada acara Jalan Sehat Masyarakat Jakarta Timur, Malaka Sari, Duren Sawit, Minggu (29/1/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
zoom-in-whitePerbesar
Samabtuan Mendag Zulhas pada acara Jalan Sehat Masyarakat Jakarta Timur, Malaka Sari, Duren Sawit, Minggu (29/1/2023). Foto: Kementerian Perdagangan
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) bertemu dengan Anggota Dewan-Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Commission/EEC) Sergei Glazyev pada Jumat (27/1).
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan pembahasan dengan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU) mencakup potensi pengembangan pasar baru untuk ekspor Indonesia, imbas melemahnya pasar di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
“(Pembahasan) Eurasia jadi begini, (ekspor) barang kan sekarang lesu pasarnya, Eropa, Amerika lesu. Jadi kita mengembangkan pasar baru, apa India, Bangladesh, Pakistan, Eurasia, Asia Tengah, Asia Selatan, Eropa Timur, Afrika, ini pasar-pasar baru yang punya uang, jadi kita mengembangkan ke sana,” kata Zulhas usai memberi sambutan pada acara Jalan Sehat Masyarakat Jakarta Timur di Malaka Sari, Duren Sawit, Minggu (29/1).
Petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menuturkan pembukaan pasar baru itu meliputi perjanjian untuk memudahkan perdagangan barang dengan negara-negara terkait, antara lain kebijakan non tarif serta insentif pajak.
ADVERTISEMENT
“Kita ke sana bikin perjanjian, saya sebut tollway. Jadi ada, tariff barrier dihilangkan, pajak-pajak dihilangkan sehingga kita bisa lebih mudah (berdagang barang),” jelas Zulhas.
Zulhas menyebutkan potensi Indonesia di pasar-pasar baru ini sangat besar, utamanya karena Indonesia dapat memproduksi barang dengan biaya yang sangat murah, sehingga dapat memasuki pasar-pasar dengan penghasilan rendah.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan Anggota Dewan-Menteri Integrasi dan Ekonomi Makro Komisi Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Commission/EEC) Sergei Glazyev di Jakarta, pada (27/1). Foto: Dok. Kemendag
Ia mencontohkan untuk produksi alas kaki, Indonesia memiliki kapasitas memproduksi sebuah sepatu dengan harga USD 5 atau setara dengan Rp. 74.925 (asumsi kurs Rp 14.985 per dolar AS).
“Indonesia itu luar biasa, kita bisa biaya produksi satu sepatu USD 5, ada USD 10, tapi yang USD 100 juga ada. Nah yang murah tentu nanti kita arahkan ke pasar-pasar low income, itu mengurangi ketergantungan pasar Barat yang lagi turun, kita mengembangkan pasar baru,” kata Zulhas.
ADVERTISEMENT