Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu dengan lembaga pemeringkat kredit Moody’s Investors Service pada Senin (20/7). Pertemuan itu untuk memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pertemuan tersebut juga untuk menjelaskan langkah pemerintah dalam mengelola keuangan di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19.
Dalam kesempatan tersebut, Luhut menyatakan penanganan COVID-19 semakin membaik. Hal ini karena secara nasional angka recovery rate adalah 52,5 persen, dengan 24 provinsi memiliki angka recovery rate di atas 50 persen.
Ke depan, pemerintah akan fokus mengawasi penanganan virus corona di Provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat. dan Kalimantan Selatan. Sebab, 6 provinsi tersebut menyumbang hingga 70 persen dari jumlah kasus nasional.
"Berbagai bantuan dan stimulus juga sudah disiapkan untuk membantu perekonomian nasional. Sejauh ini total sudah Rp 695,2 triliun disiapkan pemerintah untuk memberi stimulus ekonomi, termasuk jaring pengaman sosial yang menjangkau hingga 40 persen masyarakat miskin," ujar Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi dalam keterangannya, Selasa (21/7).
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, peran bank sentral juga diperluas agar bisa ikut mendukung penanganan COVID-19, salah satunya membeli obligasi pemerintah. Hal tersebut bukanlah praktik yang dilarang, terutama dalam ketidakpastian situasi seperti yang terjadi saat ini.
Kebijakan fiskal untuk memberi stimulus perekonomian menyebabkan defisit APBN mengalami ekspansi hingga 6,3 persen. Namun hal itu hanya akan berlangsung untuk tahun ini.
Setelah pandemi berakhir, Luhut mengatakan pemerintah akan mulai melakukan konsolidasi fiskal sampai tahun 2022. Sehingga di 2023, angka defisit akan kembali di bawah 3 persen.
Menurut Luhut, defisit tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan negara lain. Luhut bilang, yang terpenting adalah kebijakan tersebut digunakan secara benar dan tepat sasaran.
Ia mencontohkan stimulus kesehatan sebesar Rp 87,5 triliun, jaring pengaman sosial Rp 203,9 triliun, insentif pajak Rp 120,6 triliun, dan stimulus untuk UMKM yang mencapai Rp 123,46 triliun.
ADVERTISEMENT
"Semua digunakan untuk hal yang bermanfaat dan membantu masyarakat. Pengelolaan fiskal ini dilakukan secara prudent dan sangat disiplin, sehingga defisit bisa terjaga dengan relatif baik," katanya.
Ke depan, belanja pemerintah akan dipercepat untuk mendorong konsumsi dan juga menjaga sektor usaha kecil dan menengah agar bisa bertahan di tengah situasi pandemi.
Pemerintah juga akan mendorong investasi agar lebih banyak masuk ke Indonesia, serta mempercepat proses investasi yang sudah masuk agar bisa segera direalisasikan, terutama di bidang hilirisasi.
“Kemudahan berinvestasi juga diyakini akan semakin baik dengan adanya Omnibus Law yang prosesnya masih berjalan di DPR RI,” jelasnya.
Selama periode 2015-2019, total investasi di hilirisasi tambang sudah mencapai USD 40 miliar. Ekspor besi dan baja sendiri bisa menembus angka USD 9 miliar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk sektor nikel, nilai ekspornya sudah mencapai USD 14 miliar. Sektor ini akan sangat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia ke depan.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.