Besok, Erick Thohir Merger Bank Syariah Anak Usaha Bank BUMN

12 Oktober 2020 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir. Foto: Instagram/ @erickthohir
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir. Foto: Instagram/ @erickthohir
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir bakal merger semua bank syariah anak usaha bank BUMN pada Selasa (13/10). Ada tiga bank syariah yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah.
ADVERTISEMENT
Rencana merger Bank Syariah milik BUMN ini diketahui berdasarkan undangan yang diterima kumparan dari Bahana Sekuritas. Sebelumnya beredar kabar jika merger akan dilakukan pada malam ini.
"Bersama ini kami sampaikan Undangan Virtual Press Conference terkait Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah yang akan diselenggarakan Selasa, 13 Oktober 2020, pukul 15:00 WIB," tulis undangan tersebut, Senin (12/10) malam.
Dalam agenda tersebut, sejumlah narasumber akan hadir, mulai dari Hery Gunardi sebagai Ketua Tim Project Management Office & Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Haru Koesmahargyo sebagai Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Lalu ada Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ngatari sebagai Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk, dan Pantro Pander sebagai Direktur Bisnis Indonesia Financial Group.
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Mengkonfirmasi undangan ini, kumparan sudah menghubungi Hery Gunardi namun tidak direspons. Begitu pun Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, diberitakan Erick Thohir memang berencana melakukan merger terhadap bank syariah anak usaha bank BUMN pada Februari 2021.
Meski belum membeberkan konsep penyatuan bank syariah BUMN ini, Erick Thohir menegaskan rencana merger ini muncul karena mayoritas masyarakat Indonesia muslim, jadi seharusnya memiliki industri perbankan syariah yang kuat.