BFI Finance Raup Laba Rp 230 Miliar Pada Kuartal I 2021

28 April 2021 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BFI Finance Indonesia. Foto: dok. BFI Finance
zoom-in-whitePerbesar
BFI Finance Indonesia. Foto: dok. BFI Finance
ADVERTISEMENT
PT BFI Finance Indonesia mencatat penyaluran pembiayaan baru (booking) perusahaan mencapai Rp 2,93 triliun per kuartal I 2021. Realisasi ini tumbuh 35,3 persen dibandingkan booking pada kuartal IV 2020.
ADVERTISEMENT
Peningkatan nilai ini turun mengerek kenaikan laba bersih sebesar 26,8 persen menjadi Rp 230 miliar dibandingkan kuartal IV 2020.
Direktur BFI Finance, Sudjono, mengatakan meskipun sudah membuka semua lini produk pembiayaannya, perusahaan mengeklaim tetap menerapkan prinsip kehati-hatian mengingat perekonomian belum sepenuhnya stabil.
Menurut dia, peningkatan penyaluran pembiayaan ini menandakan ekonomi masyarakat mulai bergerak.
"Titik jenuh masyarakat untuk melawan dan bangkit dengan pola hidup yang baru semakin besar. Namun demikian, perhitungan terhadap semua risiko tetap kami lakukan secara cermat untuk menjaga kinerja Perusahaan yang sehat,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip kumparan, Rabu (28/4).
Dalam laporan keuangan tiga bulan pertama 2021, terdapat peningkatan rasio Non-Performing Financing (NPF) sebesar 55 basis points menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 1,7 persen kuartal IV 2020.
ADVERTISEMENT
Kenaikan rasio ini terjadi sebagai dampak dari program restrukturisasi di mana terdapat konsumen yang tidak dapat memenuhi komitmen pembayaran angsurannya.
Porsi piutang restrukturisasi per 31 Maret 2021 telah mencapai Rp 3,6 triliun atau 26,5 persen dari total piutang yang dikelola. Jumlah tersebut menurun dari nilai tertinggi sebesar Rp 5,3 triliun di kuartal III 2020.
“Penurunan saldo piutang yang direstrukturisasi sebesar 32,2 persen tersebut menunjukkan upaya maksimal yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk menangani kontrak restrukturisasi sekaligus memitigasi risiko yang timbul,” lanjutnya.
Perusahaan juga telah mengantisipasi kenaikan NPF tersebut dengan meningkatkan jumlah Cadangan Kerugian Piutang dari 7,1 persen di akhir 2020, menjadi 7,5 persen di kuartal I 2021. Hal ini membuktikan bahwa Perusahaan tidak pernah lengah dalam menjaga manajemen risiko yang hati-hati dan bijaksana di tengah kondisi saat ini.
Gedung BFI Finance. Foto: Dok. BFI Finance
“Tingkat cadangan mencapai 3,3 kali besarnya piutang yang bermasalah (NPF). Dua kali rata-rata industri, yang berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan, tercatat sebesar 1,6 kali,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pendapatan bersih perusahaan turun 1,1 perusahaan menjadi Rp 780 miliar. Penurunan ini dikarenakan adanya penurunan rata-rata saldo piutang dan penurunan selisih bunga bersih.
Porsi pembiayaan paling besar adalah pembiayaan mobil bekas sebesar 72,1 persen disusul oleh alat berat dan mesin sebesar 13,9 persen. Untuk pembiayaan motor bekas, perusahaan mencatat porsi 9,1 persen.
Lalu, pembiayaan mobil baru sebesar 1,9 persen. Sedangkan property backed financing (pembiayaan agunan properti) dan lainnya menyumbangkan 3 persen dari Total Piutang Pembiayaan Dikelola senilai Rp 13,6 triliun.
Selain pembiayaan mobil bekas, alat berat juga menjadi penyumbang portofolio penyaluran kredit cukup besar. Lebih lanjut, Sudjono mengungkapkan bahwa BFI Finance menargetkan pembiayaan alat berat sebesar 20 persen dengan melihat bahwa sektor konstruksi, pertambangan, agrikultur, dan kehutanan mulai menunjukkan geliat positif meski konservatif.
ADVERTISEMENT
“Di kuartal II dan seterusnya nanti, kinerja baik ini akan terus kami pertahankan dan tingkatkan, dengan tetap mengawasi kelolaan risiko manajemen yang ketat karena bisnis pasca-pandemi akan memiliki tantangan yang berbeda," tuturnya.