BI Akan Temui DPR, Jelaskan Asumsi Rupiah Rp 16.000 per Dolar AS di 2025

21 Agustus 2024 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) akan melakukan pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pekan depan. Pertemuan tersebut buntut target rupiah sebesar Rp 16.100 di 2025 yang dinilai DPR terlalu pesimis.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan target rupiah dalam APBN 2025 merupakan hak prerogatif pemerintah bersama dengan Badan Anggaran (Banggar).
"Itu tentu saja hak prerogatif pemerintah dan Banggar (Badan Anggaran DPR) untuk bagaimana menggunakan pandangan-pandangan. Untuk pembahasan yang akan datang tunggu tanggal 27 (Agustus 2024) ya, itu jadwalnya ada Banggar,” kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (21/8).
Perry mengatakan, Juni lalu, BI memproyeksi rupiah akan menguat di 2025. Dalam hal ini, BI memprediksi rupiah berada direntang Rp 15.300 hingga Rp 15.700 per dolar AS pada 2025. Kala itu, pemerintah dan BI memang sedang membahas Kerangka Ekonomi Makro & Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Anggaran 2025.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang dulu, adalah rata-rata Rp 15.300 sampai dengan Rp 15.700 (di 2025). Itu waktu pembahasan di Banggar maupun Komisi XI yang dulu," ungkap Perry.
Berdasarkan catatan kumparan, nilai tukar rupiah sempat menyentuh angka terendah di atas Rp 16.000 per USD beberapa waktu terakhir. Meski begitu, rupiah sudah mulai menguat dan kembali ke level Rp 15.400 per USD.
Sebelumnya, Anggota Banggar DPR dari Fraksi PDIP, Adisatrya Suryo Sulisto, menyoroti nilai tukar rupiah dalam asumsi dasar RAPBN 2025. Dalam rancangan tahun pertama Prabowo-Gibran itu, nilai tukar rupiah ditarget sebesar Rp 16.100 per USD.
Adisatrya mengatakan, penetapan nilai tukar rupiah tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan tren pelonggaran suku bunga The Fed pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
“Fraksi PDIP berpandangan agar pemerintah kembali pada kesepakatan dalam KEM PPKF yaitu pada rentang nilai tukar rupiah Rp 15.300-Rp 15.900 per dolar AS,” ujar Adisatrya dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Selasa (20/8).
“Walaupun RAPBN 2025 disusun pemerintah telah berakhir masa tugasnya, yang menjalankan dan mempertanggungjawabkan APBN 2025 dalam laporan keuangan pemerintah pusat adalah pemerintahan baru,” tutur Adisatrya.
Ia mengungkapkan, pemerintahan baru memiliki ruang yang luas dalam menyempurnakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN 2025 melalui mekanisme APBN-P.
“Dari sisi belanja negara RAPBN 2025, belanja subsidi, belanja modal turun. Pemerintah harus memastikan alokasi belanja negara turun tidak kurangi kesejahteraan rakyat dan kemudahan rakyat pendidikan, bansos, pupuk,” terangnya.
ADVERTISEMENT