BI Catat Penarikan Uang di Nataru Tembus Rp 130 Triliun

17 Januari 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan uang selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 mencapai Rp 130 triliun, atau naik 10,7 persen dari 2022. Bahkan, angka itu lebih tinggi 104 persen dari proyeksi BI.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur BI Doni P Joewono mengatakan pada Nataru 2023/2024 daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan. Melainkan, realisasi penarikan uang kartal melampaui target.
"Realisasi penarikan uang kartal selama Nataru luar biasa sampai Rp 130 triliun, artinya naik 10,7 persen dari Nataru tahun 2022," kata Doni dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (17/1).
"Angka ini juga 104 persen lebih tinggi dari proyeksi kami. Belum pernah terjadi, biasanya selalu di bawah proyeksi tapi ini di atas proyeksi," tambah Doni.
Petugas mendorong tumpukan uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM di Pooling Cash Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (8/9/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Doni melanjutkan dalam empat bulan pertama di 2024, pihaknya akan menyediakan uang di atas Rp 260 triliun untuk Pemilihan Umum (Pemilu), Ramadhan, dan Idul Fitri.
"Kami akan siapkan uang lebih dari Nataru tadi. Bisa akan lebih tinggi 3 persen hingga 5 persen dari tahun lalu, ancer-ancer di atas Rp 260 triliun," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Adapun BI mencatat nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sepanjang 2023 meningkat 43,45 persen yoy, sehingga mencapai Rp 835,84 triliun.
Sementara nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 130,01 persen yoy dan mencapai Rp 229,96 triliun dengan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.
Kemudian nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp 8.178,69 triliun atau turun sebesar 0,81 persen yoy.