Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Komitmen keempat bank sentral tersebut disepakati di tengah rangkaian pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN (ASEAN Finance Minister & Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM) hari ini (5/4) di Chiang Rai, Thailand.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, komitmen tersebut bertujuan untuk merefleksikan kepentingan bersama dalam menjajaki kemungkinan pembentukan LCS framework di antara keempat negara.
"LCS framework tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi dan keuangan antara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand secara lebih efisien," ujar Onny dalam keterangannya, Jumat (5/4).
Selain itu, kerja sama keempat bank sentral tersebut juga diharapkan memberikan manfaat bagi pelaku usaha, yakni melalui pengurangan biaya transaksi dan peningkatan efisiensi dalam setelmen perdagangan. Sehingga pelaku usaha memiliki banyak pilihan mata uang untuk transaksi perdagangan dan mengurangi risiko nilai tukar, terutama di tengah kondisi pasar keuangan global saat ini yang masih bergejolak (volatile).
ADVERTISEMENT
"Kerangka kerja sama di antara empat negara ini akan mendorong penggunaan mata uang lokal lebih luas lagi dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Selain itu dapat mendorong perkembangan lebih lanjut pasar valuta asing dan pasar keuangan di kawasan dalam mendukung integrasi ekonomi dan keuangan yang lebih luas," jelasnya.
Total transaksi perdagangan melalui LCS terus menunjukkan peningkatan. Pada kuartal I 2019, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan Baht (THB) mencapai USD 13 juta (setara Rp 185 miliar), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 7 juta (setara Rp 96 miliar).
Sementara untuk transaksi LCS menggunakan Ringgit (MYR) mencapai USD 70 juta (setara Rp 1 triliun), meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 6 juta (setara Rp 83 miliar).
ADVERTISEMENT