BI Diproyeksi Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

21 September 2023 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) Agustus 2023. Sejumlah ekonom pun memproyeksi bank sentral mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen.
ADVERTISEMENT
"BI perlu mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini sebesar 5,75% bulan ini," ujar Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, dalam keterangannya, Kamis (21/9).
Riefky menjelaskan, suku bunga acuan saat ini sejalan dengan laju inflasi Indonesia yang masih stabil 3,27 persen (yoy) di akhir bulan lalu, sesuai dengan target BI. Selain itu, pertumbuhan ekonomi domestik juga dinilai lebih kuat dari perkiraan pada kuartal II tahun ini, berkat permintaan domestik yang kuat.
Meskipun terjadi arus keluar modal dari pasar keuangan Indonesia karena The Fed kembali menaikkan suku bunga pada FOMC bulan Juli lalu, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi pada bulan Agustus 2023 dibandingkan dengan bulan Juli 2023. Rupiah juga tercatat sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di antara negara berkembang.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kecukupan devisa menjadi lebih tinggi sehingga mampu membantu menstabilkan nilai tukar tanpa menimbulkan desakan bagi BI untuk mengubah tingkat suku bunga. Secara keseluruhan, kami melihat bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini sebesar 5,75 persen dengan tetap memantau stabilitas Rupiah dan menjaga harga domestik," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, juga memperkirakan suku bunga acuan BI tetap 5,75 persen. Menurutnya, kebijakan BI dalam menahan suku bunga acuan nantinya atas dasar perkembangan ekonomi, utamanya inflasi yang stabil di dalam negeri.
“Meskipun rupiah masih cenderung melemah, terutama pada kuartal III ini, namun kami perkirakan depresiasi ini cenderung bersifat temporer akibat dari sentimen risk-off di pasar Asia,” tambahnya.
ADVERTISEMENT