Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dalam rapat dewan gubernur (RDG) hari ini, Kamis (25/5).
ADVERTISEMENT
"BI kemungkinan mempertahankan suku bunga level 5,75 persen bulan ini sambil mempersiapkan kebijakan moneter yang akomodatif untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendorong stabilitas harga domestik di tengah potensi perlambatan ekonomi global tahun ini," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan, LPEM FEB UI, Teuku Riefky, Kamis (25/5).
Riefky menjelaskan, BI sudah menahan suku bunga di 5,75 persen selama tiga bulan terakhir, seiring inflasi yang relatif terkendali dan arus masuk modal yang kuat yang berdampak terhadap rupiah.
"Melihat data terkini, inflasi diperkirakan terus turun dan kembali dalam target BI dalam waktu dekat," terang dia.
Hal senada disampaikan Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman. Dia memproyeksi Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Faisal, faktor utama suku bunga BI flat alias tidak mengalami kenaikan atau penurunan adalah posisi nilai tukar rupiah. Adapun suku bunga BI saat ini berada di level 5,75 persen.
"Kami masih lihat suku bunga acuan BI (BI7DRR) akan flat sampai akhir tahun," kata Faisal.
Gubernur BI Janji Tak akan Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan tak akan menaikkan lagi suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate yang saat ini sebesar 5,75 persen. Menurutnya, suku bunga acuan tersebut sudah sangat memadai.
"Statement kami tetap sama, 5,75 persen telah memadai. Sehingga memang belum, tidak ada rencana menaikkan kembali," ujar Perry saat konferensi pers KSSK di Kantor LPS, Jakarta, Senin (8/5).
ADVERTISEMENT
Gubernur BI melanjutkan, kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) juga sesuai dengan proyeksi BI. Sehingga, kenaikan bunga The Fed tersebut tak akan mempengaruhi kebijakan bank sentral maupun kurs rupiah terhadap dolar AS.
"Dengan kenaikan The Fed itu yang terkahir, BI percaya rupiah menguat. Tempo hari enggak menguat karena enggak ada kepastian The Fed, sekarang sudah," jelasnya.
Dia pun memproyeksi, laju inflasi akan tetap terjaga hingga akhir tahun ini. Bahkan Perry memproyeksi inflasi di Agustus 2023 bisa di bawah 4 persen (yoy).