BI Dorong Digitalisasi Demi Jangkau Perempuan, Pemuda, dan UMKM

12 Mei 2022 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap memimpin pertemuan hari kedua pada Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) di JCC, Jumat (18/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap memimpin pertemuan hari kedua pada Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) di JCC, Jumat (18/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Digitalisasi dinilai sebagai salah satu solusi peningkatan akses keuangan untuk mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi yang mampu menjangkau kaum perempuan, kaum muda, dan UMKM. Berdasarkan data dari Bank Dunia, ada 1,7 miliar orang di dunia yang masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dapat disebabkan oleh minimnya literasi, keterbatasan pada infrastruktur, persepsi tidak dibutuhkannya pembiayaan, informasi yang asimetris, masalah kepemilikan dokumen legal hingga keamanan siber.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menuturkan bahwa digitalisasi adalah game changer untuk membangun akses keuangan yang lebih inklusif.
Menurut Perry, ada tiga langkah mengatasi tantangan UMKM berupa keterbatasan kemampuan ekonomi, literasi keuangan, dan akses infrastruktur digital.
Langkah pertama, kata Perry, adalah melalui pemberdayaan ekonomi, termasuk bagi perempuan untuk menjadi pengusaha mikro.
"Kedua adalah peningkatan kapasitas, produktivitas, literasi dan pengelolaan keuangan melalui edukasi yang didukung inovasi dan digitalisasi proses bisnis sehingga UMKM lebih berdaya dan kompetitif," ujar Perry dalam seminar internasional Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu (11/5).
ADVERTISEMENT
Ketiga adalah harmonisasi kebijakan, antara lain melalui dukungan BI terhadap UU Cipta Kerja. Ini merupakan regulasi penyederhanaan proses perizinan dan mendukung ekosistem UMKM dan e-commerce untuk mendorong akses UMKM ke pasar domestik dan global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, selama ini perempuan masih terkendala masalah jaminan. Sementara lembaga pembiayaan cenderung memandang sebelah mata kaum muda dan UMKM sehingga sulit mengakses pembiayaan.
"Kondisi ini perlu mendapat perhatian dan respons kebijakan," kata Sri Mulyani.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (kanan) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani gelar konferensi pers penutupan G20 di Jakarta Convention Center, Jumat (18/02/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Menurut Sri Mulyani, digitalisasi inklusi keuangan sebagai salah satu agenda yang dibahas dalam Presidensi Indonesia G20 2022 dapat berperan banyak untuk mengatasi masalah tersebut.
Hal senada disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, populasi dan peran perempuan yang besar di UMKM menjadi tulang punggung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Bintang mengatakan, Indonesia telah memiliki berbagai program untuk meningkatkan kesetaraan gender, kewirausahaan dan keuangan inklusif.
"Program tersebut direalisasikan melalui pelatihan kewirausahaan bagi perempuan, desa ramah perempuan-anak," ungkap Bintang.
Adapun, tambah Bintang, kerangka pengaturan yang meliputi strategi nasional inklusi keuangan perempuan serta regulasi yang mendukung wirausaha perempuan dan peningkatan akses kredit UMKM.
Co chair Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) Bank Sentral Italia, Magda Bianco, digitalisasi telah mentransformasi kehidupan masyarakat secara umum dan sistem keuangan secara khusus.
Sementara itu, selama masa pandemi Covid-19, digitalisasi banyak berperan untuk menjadi penolong utama dengan membuka kesempatan luas bagi UMKM untuk inovasi produk dan jasa keuangan yang berkualitas.
"Digitalisasi turut mendukung kemudahan akses, mengurangi biaya transaksi dan menjadi prasarana dalam evaluasi kelayakan kredit yang pada gilirannya akan menciptakan inklusi yang lebih luas" tandas Bianco.
ADVERTISEMENT
****
Ikuti program Master Class, 3 hari pelatihan intensif untuk para pelaku UMKM, gratis! Daftar Sekarang DI LINK INI.