BI Fasilitasi Penandatangan Perjanjian Transaksi Repo dengan 76 Perbankan

29 Mei 2023 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memfasilitasi perjanjian induk Repurchase Agreement (Repo) antar 76 perbankan nasional di Jakarta, Senin (29/5). Transaksi repo merupakan perjanjian pinjaman dana dengan agunan saham atau surat utang menggunakan Surat Berharga Negara (SBN).
ADVERTISEMENT
Penandatangan perjanjian itu disaksikan oleh Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dan Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi.
Sementara dari pihak perbankan, diwakili oleh Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BCA, BPD Jatim, BTN, OCBC NISP, Bank Raya, Bank Neo, serta Bank Capital.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, 76 perbankan yang melakukan tanda tangan kontrak terdiri dari 71 bank umum, 4 bank syariah, dan 1 merupakan unit usaha syariah.
Destri berharap dengan adanya penandatangan kontrak ini, transaksi Repo mengalami peningkatan hingga 30 persen. Destri mengatakan pasar Repo terus mengalami peningkatan dari rata-rata sebanyak 13 di 2020 menjadi 34 bank di 2023.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah kontrak Repo sudah mencapai 276 kontrak. Sehingga, dengan adanya penandatangan perjanjian oleh 76 perbankan diharapkan dapat meningkat hingga 1.000 kontrak Repo.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Dengan adanya penandatangan ini atau kontrak ini sebagai langkah peningkatan. Kalau dari data kami ada sekitar 276 kontrak, sehingga jumlah kontraknya bisa membaca 1.000-an kontrak. Sehingga ada tingkat dr tahun lalu ada peningkatan 30 persen dari kontrak repo yang bisa terjadi di tahun ini," kata Destri dalam acara Penandatangan Perjanjian Induk Repo di Kempinski, Senin (29/5).
Destri mengungkapkan, jumlah transaksi Repo saat ini mencapai Rp 11,4 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata harian (RRH) Repo di 2020, 2021,dan 22, yang masing-masing mencapai Rp 0,5 triliun, Rp 4,4 triliun, dan Rp 7,3 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jumlah peserta Repo juga mengalami peningkatan dari tahun 2020 yang berjumlah 13 bank menjadi 35 bank yang tergabung.
Destri mengatakan pengembangan pasar pasar Repo akan mendorong perkembangan pasar uang sekaligus pasar sekunder surat berharga (SBN) yang menjadi kolateral transaksi Repo.