BI Jateng Siapkan Penukaran Uang Pecahan Rp 28 Triliun untuk Lebaran 2023

27 Maret 2023 12:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers Kick Off Serambi Rupiah Ramadhan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Kick Off Serambi Rupiah Ramadhan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia telah membuka layanan penukaran uang baru untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Sebanyak Rp 28,1 triliun disiapkan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2023.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan, penukaran uang baru dapat dilakukan di 472 titik yang tersebar di seluruh Jawa Tengah dan DIY mulai 27 Maret 2023.
"Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang pecahan kecil (UPK), Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jateng dan DIY telah menyediakan uang kartal sebesar Rp 28,1 triliun. Khusus di Semarang dan sekitarnya KpWBI Jateng menyiapkan Rp 9,4 triliun," ujar Rahmat usai Kick Off Serambi Rupiah Ramadhan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Senin (27/3).
Angka ini naik 11 persen dibanding dengan periode tahun lalu. Masyarakat bisa melakukan penukaran dengan paket uang senilai Rp 3,8 juta yang terdiri dari 100 lembar uang pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000.
ADVERTISEMENT
"Ada 472 titik penukaran di Jateng, untuk Semarang dan sekitarnya ada 114 titik," sambungnya.
Penukaran bisa juga dilakukan di mobil kas seperti yang digelar di halaman kantor BI Jateng. Kemudian Di rest area seperti Rest Area Ungaran KM 429, Rest Area Salatiga KM 456, layanan kas keliling ke beberapa instansi serta ke pertokoan dan pasar tradisional.
Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar menukarkan uang pecahan kecil di tempat resmi. Ini untuk menghindari penyebaran uang palsu.
"Kita imbau masyarakat untuk menukarkan di tempat tempat resmi, selain tidak ada pungutan biaya kita juga mengantisipasi penyebaran uang palsu," kata Rahmat.