BI: Konsumsi Masyarakat Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi RI

4 Mei 2021 17:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membersikan lantai di Senayan City, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membersikan lantai di Senayan City, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menyebut kunci pemulihan ekonomi saat ini adalah konsumsi atau spending di masyarakat. Jika konsumsi saja masih terbatas, maka ekonomi tak akan bergerak cepat.
ADVERTISEMENT
"Kunci dari ekonomi hari ini adalah spending demand, harus tercipta dulu dari awal," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam webinar Akurat "Menakar Efektivitas Stimulus dalam Mengungkit Perekonomian di Masa Pandemi," Selasa (4/5).
Dia melanjutkan, saat ini pemerintah memberikan stimulus ke masyarakat untuk mendorong konsumsi. Sehingga jika masyarakat tidak melakukan konsumsi atau memilih menaruh dananya di perbankan, hal ini akan lambat menggerakkan roda perekonomian.
"Kata kuncinya adalah konsumsi, karena dananya ada di sistem ekonomi, tinggal bagaimana kita memanfaatkan," jelasnya.
Sementara itu, Peneliti dan Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan, konsumsi saat ini akan tergantung pada penanganan pandemi COVID-19. Sebab, konsumsi masyarakat masih ditentukan oleh masyarakat golongan menengah hingga atas.
ADVERTISEMENT
"Buat mereka (kelas menengah-atas), kesehatan itu nomor satu. Yaitu 82 persen dan 45,5 persennya untuk kelas teratas dan 36,8 persen untuk kelas menengah, ini mereka belum bergerak," jelas Hendri.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Sementara untuk kelas bawah, konsumsinya sangat bergantung pada bantuan sosial atau bansos pemerintah. Sayangnya, bansos ini dinilai juga belum menyeluruh pada kelas bawah.
"Kalau 40 persen bawah itu artinya kira-kira 27 juta keluarga, padahal yang dapat sembako saja hanya 18,5 juta, artinya 40 persen ke bawah ini sangat bergantung program bansos pemerintah," katanya.
Tak hanya itu, Hendri menilai konsumsi di tahun ini juga belum kembali normal seperti sebelum terjadinya pandemi COVID-19. Utamanya karena banyak pekerja yang kehilangan pendapatan mereka atau pendapatan hanya saat ini berkurang.
ADVERTISEMENT
"Mereka sampai sekarang banyak yang masih belum mendapat pekerjaan, mereka hanya andalkan bansos, padahal bansos ini kan hanya untuk survival," tuturnya.
Secara keseluruhan, Hendri memproyeksi ekonomi tahun ini hanya akan tumbuh di kisaran 3-4 persen. Pertumbuhan ekonomi bisa menembus 5 persen, katanya, jika pemerintah melakukan terobosan baru untuk mendorong konsumsi masyarakat.