Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
BI: Kredit Perbankan Tumbuh 10,27 Persen pada Januari 2025
19 Februari 2025 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kredit perbankan tetap kuat mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (19/2).
Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut.
Kemudian dukungan pendanaan dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih terjaga, serta ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM)
Dari sisi permintaan, Perry mengatakan pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.
“Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,40 persen (yoy), 13,22 persen (yoy), dan 10,37 persen (yoy),” ujar Perry.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,71 persen yoy dan kredit UMKM tumbuh 2,88 persen yoy.
Selain itu, Perry menegaskan ketahanan perbankan tetap kuat. Likuiditas perbankan memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2025 yang tinggi sebesar 26,03 persen.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Desember 2024 tercatat tinggi sebesar 26,69 persen ditopang rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) perbankan pada Desember 2024 yang terjaga rendah, sebesar 2,08 persen (bruto) dan 0,74 persen (neto).
Perry mengungkapkan hasil stress-test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.
ADVERTISEMENT
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan,” kata Perry.
Bank Indonesia akan mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.