BI Kucurkan Rp 100 Triliun untuk Stabilkan Rupiah

28 Februari 2020 14:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sedang menghitung uang sebanyak lima puluh juta rupiah di Jakarta pada Kamis, (19/12). Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Petugas teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sedang menghitung uang sebanyak lima puluh juta rupiah di Jakarta pada Kamis, (19/12). Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus menstabilkan nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya. Otoritas moneter pun telah melakukan tripel intervensi, baik di Surat Berharga Negara (SBN), saham, hingga transaksi lindung nilai rupiah atau Domestic Non Delivery Forward (DNDF).
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sejak awal tahun ini hingga 27 Februari 2020, BI telah membeli SBN di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun.
"SBN yang dilepas investor asing, mereka melepas, BI beli, termasuk perbankan dalam negeri juga beli SBN yang dilepas asing. Yang sudah kami beli tahun ini secara keseluruhan sampai 27 Februari itu ada Rp 100 triliun, kita beli di pasar sekunder," ujar Perry usai Jumatan di Masjid Baitul Ihsan BI, Jakarta, Jumat (28/2).
Dia melanjutkan, dari nilai tersebut, sebesar Rp 78 triliunan dibeli pada akhir Januari 2020, saat virus corona mewabah ke berbagai negara.
Akibat hal tersebut, imbal hasil atau yield di SBN pun meningkat. Yield SBN bertenor sepuluh tahun misalnya, meningkat dari 6,56 persen di akhir Januari 2020 menjadi 6,95 persen saat ini.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Berdasarkan data Financial Times, kurs hingga pukul 14.31 WIB mencapai Rp 14.350 per dolar AS. Rupiah melemah 320 poin atau 2,28 persen.
ADVERTISEMENT
Sejak awal tahun hingga saat ini, rupiah telah melemah 2,03 persen (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.
"Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07 persen (ytd), baht Thailand melemah 6,42 persen (ytd), Singapore dolar melemah 3,76 persen (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91 persen (ytd)," jelasnya.