BI Kucurkan Rp 295 Triliun untuk Insentif Likuiditas Perbankan

19 Februari 2025 16:29 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan terbaru mengenai pemberian insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) kepada perbankan hingga minggu kedua Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI telah memberikan insentif KLM sebesar Rp 295 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp 36 triliun dari Rp 259 triliun pada akhir Oktober 2024.
"Insentif dimaksud telah diberikan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 129,2 triliun, bank BUSN sebesar Rp 131,9 triliun, BPD sebesar Rp 28,7 triliun, dan KCBA sebesar Rp 4,9 triliun," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (19/2).
Perry menegaskan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mendukung kesuksesan program-program dalam asta cita melalui peningkatan KLM guna mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas, termasuk sektor perumahan dan pertanian.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Bank Indonesia terus memperkuat efektivitas implementasi KLM. Mulai 1 Januari 2025, KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.