BI Manfaatkan Big Data Untuk Analisa Perilaku Transaksi Masyarakat

15 Februari 2022 17:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengoptimalkan pemanfaatan Big Data dalam mengembangkan inovasi yang diharapkan dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu yang dilakukan BI adalah memanfaatkan big data untuk menganalisis perilaku masyarakat dalam bertransaksi.
ADVERTISEMENT
"BI telah menggunakan big data yang terdiri dari data individu, berisi data-data transaksi untuk kemudian dianalisis," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman dalam G20 Side Event Casual Talk: Exploring New Data for Better Policy Making, Selasa (15/2).
Aida mengatakan, sejak 2015 BI telah memulai berbagai proyek dalam analisis big data, terutama untuk menganalisis keterkaitan antara sistem keuangan dan pembayaran serta pada e-commerce dan fintech. Tidak hanya itu BI juga bekerja sama bahu-membahu dengan lembaga lain untuk mempelajari kesenjangan data.
"Ini merupakan program tindak lanjut dari Finance Track G20 untuk meningkatkan ketersediaan data dan proses pengambilan kebijakan yang lebih baik," ujarnya.
Transaksi QRIS. Foto: Dok. BRI
Menurut dia, terdapat empat area yang masuk dalam kesenjangan data ini yaitu perubahan iklim, distribusi informasi rumah tangga, data fintech dan inklusi keuangan, serta akses ke sumber data pribadi dan data administratif.
ADVERTISEMENT
Menurut Aida, pemanfaatan big data tidak hanya dilakukan oleh BI sebagai regulator saja. Pihaknya mencatat saat ini dunia bisnis juga telah mulai mempertimbangkan dampak era digital pada pergeseran perilaku konsumen.
Mereka menggunakan analisis big data dalam dalam proses produksi, merumuskan strategi bisnis, mengembangkan produk hingga pemasaran.
Aida mengeklaim kecenderungan perilaku konsumen sangat bisa dipetakan apabila produsen berhasil mengumpulkan data dan menganalisis data tersebut.
"Trennya harus dikenali, sehingga kita bisa melakukan penyesuaian yang lebih tepat jika diperlukan," ujarnya.